Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Gunung Tangkuban Perahu. IDN Times.Istimewa

Intinya sih...

  • Aktivitas vulkanik Gunung Tangkuban Perahu meningkat drastis dengan gempa frekuensi rendah mencapai 270 kali.
  • Badan Geologi terus melakukan koordinasi lintas instansi dan mempertimbangkan untuk meningkatkan level status gunung tersebut.
  • Ketua Tim Kerja Gunung Api Badan Geologi, Heruningtyas Desi Purnamasari, mendorong masyarakat untuk waspada terhadap potensi erupsi gunung tersebut.

Bandung, IDN Times - Aktivitas vulkanik di Gunung Tangkuban Perahu kian meningkat. Pada Selasa (3/6/2025), gempa frekuensi rendah atau Low Frequency (LF) mencapai 270 kali.

Penyelidik Bumi Ahli Utama dari Badan Geologi Kristianto mengatakan, gempa LF di gunung ini mengalami peningkatan drastis sejak awal Juni 2025.

"Dari data kegempaan dan deformasi ada peningkatan sejak tanggal 1 (Juni) dimana gempa LF terekam 100 kejadian, kemudian 134 kali di hari berikutnya, dan hari Selasa (kemarin) itu meningkat jadi 270 kejadian," kata Kristianto di Pos Pengamatan Gunung Api Tangkuban Perahu, Rabu (4/6/2025).

1. Belum naikkan status

ilustrasi Gunung Tangkuban Perahu (pixabay.com/ignartonosbg)

Kristianto mengungkapkan, Badan Geologi terus melakukan koordinasi lintas instansi terkait perkembangan aktivitas vulkanik Gunung Tangkuban Perahu. Opsi untuk meningkatkan level status di Tangkuban Perahu masih dalam tahap kajian tim Badan Geologi. Saat ini tim masih melakukan pendataan lanjutan terkait aktivitas vulkanik Gunung Tangkuban Perahu.

"(Naik level) masih kita kaji, saat ini masih level I atau normal," ujarnya.

2. Biasanya tak sampai 10 kali gempa dalam sehari

Ilustrasi gempa di Aceh. (IDN Times/Muhammad Saifullah)

Aktivitas vulkanik di Gunung Tangkubanparahu meningkat drastis. Akibatnya, gempa frekuensi rendah atau Law Frequency (LF) yang terjadi di Gunung Tangkuban Perahu mencapai 100 kali per hari.

Ketua Tim Kerja Gunung Api Badan Geologi, Heruningtyas Desi Purnamasari mengatakan, gempa frekuensi rendah di Tangkuban Perahu biasanya tidak mencapai 10 kali dalam sehari.

“Gempa frekuensi rendah biasanya kisaran di bawah 10, kemarin gempa LF 100 kali kejadian, hari ini 134 kali,” kata Heruningtyas.

Heruningtyas mendorong masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi terjadinya erupsi Gunung Tangkubanparahu. Pasalnya, peningkatan aktivitas vulkanik saat ini mirip dengan tanda-tanda sebelum terjadinya erupsi freatrik Gunung Tangkuban Perahu di tahun 2019.

“Masyarakat diminta untuk tetap waspada, mengingat kejadian erupsi di tahun 2019, kita harus mengantisipasi sewaktu-waktu adanya erupsi,” ujarnya.

3. Wisatawan masih berdatangan ke tempat wisata ini

Gunung Tangkuban Perahu. IDN Times.Istimewa

 

Sementara itu, wisatawan asal Kalimantan Barat, Ade Saepuddin mengaku tidak tahu terkait adanya peningkatan aktivitas vulkanik di Gunung Tangkuban Perahu.

"Belum tahu, tidak tahu, meningkat ya?" kata Ade saat ditemui di Kawah Ratu Tangkuban Perahu.

Ade bersama dengan rombongan dari Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat telah menjadwalkan perjalanan wisata ke wilayah Bandung sejak jauh-jauh hari.

"Ini wisata aja, sudah hari ke tiga besok sudah balik lagi (ke Kalimantan). Ini baru pertama kali lihat kawah," ujarnya.

Terpisah, pengelola TWA Gunung Tangkuban Perahu, Ruslan Kaban mengaku masih melakukan pemantauan lebih lanjut terkait aktivitas vulkanik di Gunung Tangkuban Perahu.

"Sementara waktu kita lihat walaupun ada update apa tentang peningkatan aktivitas vulkanik di Kawah Ratu. Tapi di sini kita lihat sendiri situasinya masih aman," kata Ruslan.

Editorial Team