Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Gambar Sendiri (https://www.instagram.com/dhiivaafn/)

Bandung, IDN Times - Tata kelola pelindungan data pribadi menjadi hal penting yang harus dilakukan oleh seluruh stakeholer, mulai dari perseorangan, industri hingga pemerintah sebagai regulator.

Pasalnya, kejahatan siber saat ini terus meningkat dengan ditandai banyaknya serangan-serangan terhadap fasilitas digital yang ada di Indonesia. Maka itu, jangan heran jika harus ada langkah preventif dengan menyiapkan infrastruktur digital yang memadai dari hulu hingga ke hilir untuk melindungi data pribadi masyarakat Indonesia.

Atas keresahan itu, Xynexis International, perusahaan yang fokus dalam bisnis keamanan siber, memandang hal ini menjadi sebuah keniscayaan dan perlu dipersiapkan sesegera mungkin melalui dua hal; pertama penyiapan sumber daya manusia (SDM) berkualitas dan yang kedua adalah keseriusan pemerintah untuk membuat regulasi pelindungan data informasi yang komprehensif.

CEO Xynexis International, Eva Noor mengatakan, saat ini perkembangan teknologi informasi di dunia sangat pesat. Masalahnya, hal itu tidak berbanding lurus dengan pertumbuhan kesadaran, kemampuan dan ketersediaan SDM yang sesuai dengan kebutuhan.

“Semakin ke sini itu tantangannya semakin besar sebetulnya. Kenapa? Karena transformasi digital apalagi di Indonesia itu masif sekali. Nah adanya transformasi digital ini harus juga dibarengi dengan keamanan informasi, keamanan data yang mumpuni,” kata Eva, sela gelaran Road to 3rd Indonesia Data Privacy and Protection Symposium, di Indigo Hotel, Bandung, Rabu (6/11/2024).

Untuk itulah, lanjut dia, pemahaman tersebut harus dimengerti oleh berbagai industri.

1. Kualitas SDM di Indonesia tidak sebanding dengan kuantitas

SDM dan Regulasi, Hal Penting untuk Kelola Pelindungan Data Pribadi

Dari segi SDM, Eva menilai memang saat ini terjadi peningkatan dari sisi kualitas. Namun, ternyata saat ini belum ditunjang dengan kuantitas yang sebanding dengan yang dibutuhkan industri.

“Saya akui sekarang (kualitasnya) meningkat, tapi masih kurang karena memang ternyata perkembangan teknologi informasi ini sangat pesat, sehingga dibutuhkan waktu untuk para SDM ini beradaptasi lagi dengan dunia digital terkini,” tutur Eva.

Hal itulah yang menjadi kesenjangan antara ketersediaan SDM yang relevan dengan kebutuhan di lapangan. Maka ia menilai harus ada langkah agresif untuk mencetak generasi yang melek digital dan cepat beradaptasi dengan perubahan.

“Digital transformasinya cepat banget, masif sekali, nah orangnya tumbuhnya tidak secepat itu jadi makanya butuh langkah-langkah yang cukup agresif,” ujarnya.

2. Mengajak semua pihak berkolaborasi

Editorial Team

Tonton lebih seru di