SDM Berkualitas Harus Disiapkan Seiring Pertumbuhan Keuangan Digital

Bandung, IDN Times - Sistem keuangan digital saat ini menjadi sektor yang pertumbuhannya sangat pesat. Digitalisasi yang dipakai pada sektor ini mempermudah transaksi sektor barang dan jasa yang dampaknya pada pertumbuhan perekonomian secara nasional.
Deputi Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat Achris Heru mengatakan, perkembangan uang elektrik seperti debit, kredit hingga dan uang elektronik lain semisal QRIS sangat pesat.
Khusus untuk pemakaian QRIS di Jawa Barat misanya, angkanya tumbuh mencapai 144 persen dalam volume dan 209,72 persen dalam nominal transaksi.
Peningkatan ini tidak terlepas dari banyaknya merchant atau pelaku usaha yang sudah memanfaatkan sistem ini. "Merchant ini secara nasional ada 30 juta yang pakai QRIS dan 22 persennya ada di Jawa Barat," ungkap Achris dalam diskusi Tren Keuangan Digital sebagai Solusi Sistem Pembayaran Nasional yang berlangsung di Auditorium Damar-Telkom University Bandung, Senin (27/5/2024).
Saat ini ada sekitar 11 juta warga di Jabar bahkan sudah menggunakan dompet digital dalam setiap transaksi, di mana angka nasional ada 40 juta jiwa. Angka yang tinggi ini lantas berdampak pada pertumbuhan transaksi uang elektronik di Jawa Barat.
1. Talenta digital harus disiapkan sedini mungkin
Namun, di balik angka yang tumbuh baik ini masih banyak tantangan yang harus diselesaikan. Salah satunya adalah kebutuhan sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni di bidang pengembangan uang elektronik.
Menurur Achris, pemerintah beserta perguruan tinggi harus bisa menyediakan SDM yang mampu dan terampil dalam memaksimalkan sektor ini sehingga bisa berdampak baik bukan saja pada ekonomi, tapi juga keamanan masyarakat sebagai pengguna.
"Sekarang ekonomi global makin terpolarisasi dan terdigitalisasi. Partisipasi ekonomi Gen Millennial, Z, dan Alpha pun harus dipastikan bisa memberikan dampak baik pada keuangan digital," ujarnya.