Inin Nastain IDN Times/ Wakil Ketua Yayasan GSN Nanik S. Deyang
Dari beberapa permasalahan yang dihadapi petani, jelas Nanik, semuanya sudah mendapat respons positif dari pemerintah. Presiden Prabowo Subianto, kata dia, sudah mengeluarkan beberapa kebijakan, yang dinilai berpihak kepada petani.
Untuk masalah pupuk subsidi, Nanik menjelaskan, Prabowo sudah mengeluarkan kebijakan terkait penyaluran.
"Presiden Prabowo sudah menginstruksikan kepada Mentan, dan Mentan sekarang sudah menjalankan bahwa pupuk subsidi tidak lagi melalui distributor ataupun melalui depo. Tapi langsung dari pabrik ke BUMDES. Sehingga diharapkan petani lebih mudah memperoleh pupuk subsidi yang selama ini susah," jelas dia.
Dalam hal harga, lanjut dia, Presiden sudah mengeluarkan batasan. Selain itu, lanjut dia, pemerintah juga sudah mengeluarkan kebijakan terkait larangan impor beras pada 2025 ini.
Ditegaskan Nanik, kebijakan impor beras yang dilakukan pemerintah, kerap berdampak terhadap jatuhnya harga beras saat musim panen.
"Yang dua juga sudah diatasi. Karena harga sekarang, Pak Prabowo bilang 'harga petani untuk beras Rp11.800. Untuk gabah Rp6500. Minimal. Dulu kan cuma 5000 berapa. Yang ketiga, soal impor. Pak Prabowo sudah menghentikan impor. Artinya, harga-harga petani tidak akan jatuh," tegas dia.
Disinggung terkait persediaan beras ketika tidak melakukan impor, Nanik menegaskan, kebutuhan masih bisa terpenuhi. Ditegaskannya, selama ini, impor kerap memicu para petani merugi.
"Pasti (memadai), karena sudah dihitung. Kita ini mampu. Justeru itu (impor) yang membuat harga kita jatuh, dulu. Karena pada saat panen petani, kita impor. Nah , pedagang ini yang melakukan impor. Mafia ini mungkin, bisa jadi. Sekarang tidak boleh impor. Itu (kebutuhan) bisa terpenuhi. Karena petani kan sudah dibantu semua, supaya produksi naik. Pupuknya dimudahkan, harganya juga distabilkan," tegas dia.