Dokumen River Cleanup Indonesia
Dia menuturkan, karena sungai yang mengalir di Kota Bandung itu banyak juga dari wilayah lain sehingga edukasi untuk tidak membuang sampah ke sungai memang butuh waktu lama. Artinya tidak bisa sekedar bersih-bersih di hilir semata, tapi juga harus fokus di daerah hulu.
Saat ini untuk sampah plastik sudah mulai berkurang yang masuk ke sungai. Yang justru masih menumpuk adalah sampah tekstil mulai dari baju, celana, sisa kain, hingga kasur yang sulit untuk dibersihkan.
"Dari kawasan Bandung Barat ini banyak sekali sampah tekstil, bahkan ada selimut segala yang masuk sungai, mungkin ya dibuat warga gitu aja" paparnya.
Meski demikian, River Cleanup tak pernah lelah untuk membersihkan sungai. Yang sekarang sedang menjadi fokus adalah aliran di Sungai Cikapundung. Kegiatan bersih-bersih juga bakal dilakukan pada 20 September bersama masyarakat lainnya. Dalam kegiatan tersebut, masyarakat yang ikut bergabung bisa melihat dan mengetahui kondisi Sungai Cikapundung.
Sampah yang terkumpul nantinya akan dibawa ke tempat material recovery facility untuk dikeringkan dan ditekan agar bentuknya menipis. Lalu, sampah dikirim ke pihak ketiga untuk dijadikan refuse derived fuel.
Setelah membersihkan sungai, anggota River Cleanup Indonesia kemudian mengedukasi masyarakat tentang upaya restorasi sungai. Pada kegiatan ini, para pemuda bertemu ketua RT, RW, lurah untuk mencari solusi masalah di Sungai Cikapundung.
“Harapannya itu (edukasi) jadi gerbang untuk transformasi perilaku masyarakat. Mulai mengurangi sampah dari rumah. Dampaknya mengurangi sampah di tempat pembuangan akhir (TPA),” kata Egar.
River Cleanup membuka kesempatan bagi masyarakat yang ingin ikut serta dalam kegiatan komunitas. Masyarakat bisa memilih untuk ikut dalam program pembersihan, edukasi atau persiapan pembersihan sungai.