Ilustrasi gabah. (Pexels.com/icon0.com)
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat, Dadan Hidayat, mengatakan konsumsi beras masyarakat Jawa Barat berdasarkan data BPS adalah 128,4 kg per kapita per tahun. Jika dikalikan dengan jumlah penduduk jawa Barat yang mencapai 49.350.000 orang, dibutuhkan 6.000.400 ton beras dalam setiap tahun.
"Januari sampai April, itu kan ada potensi panen. Dari produksi dan kebutuhan di Jabar masih ada surplus, 322 juta ton beras, sampai dengan bulan April. Juga April ini memang lagi panen raya," katanya.
Dadan mengatakan pihaknya sudah menyerap aspirasi para petani yang menyatakan bahwa sekarang sedang panen raya, dan tiba-tiba malah ada kebijakan impor.
"Impornya kan belum sebetulnya. Masih wacana, mudah-mudahan itu seperti yang disampaikan Gubernur bahwa Jawa Barat ini untuk sampai dengan bulan April tidak perlu impor karena kita masih surplus beras," katanya.
Menurutnya, saat ini harga gabah nasional turun. Harga gabah kering panen berkisar Rp 4.200 per kilogram dan kini ada di angka Rp 3.800 sampai Rp 3.900 per kilogram. Juga gabah kering giling yang seharusnya Rp 5.300, sekarang hanya Rp 5.000 per kilogram.
"Penurunan harga dari bulan Februari sudah mulai terasa, karena konsekuensi dari panen raya dan sedang musim hujan. Biasanya kadar airnya tinggi, tidak sempat lagi menjemur, biasanya kualitasnya memang juga agak rendah karena kadar air yang tinggi," katanya.