Ridwan Kamil Bantah Terlibat Korupsi Mark Up Dana Iklan Bank BJB

- Ridwan Kamil merespons dugaan rasuah dana iklan di PT BJB Tbk
- RK tidak mengetahui kasus ini dan tidak pernah menerima laporan terkait mark-up dana iklan
- KPK menetapkan lima tersangka, termasuk anggota media relations yang bekerja dengan Ridwan Kamil
Bandung, IDN Times - Mantan Gubernur Provinsi Jawa Barat, Ridwan Kamil memberikan respon setalah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan lima orang tersangka dalam perkara dugaan rasuah dana iklan di PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten (BJB) Tbk.
Ridwan Kamil mengatakan, kondisi psikologis dan kesehatannya baik-baik saja setelah proses penggeledahan KPK.
"Kondisi saya sehat wal'afiat, lahir dan batin. Tetap melakukan aktivitas keseharian seperti biasa. Hanya saja, sejak awal tahun, memang jarang meng-update kegiatan keseharian pribadi di media sosial," tulis RK dalam keterangan tertulis yang diterima IDN Times, Selasa (18/3/2025).
1. Mengetahui kasus dari media

Ia pun menyatakan tidak tahu menahu. RK mengaku mengetahui kasus ini dari informasi di media masa menyangkut mark-up dana iklan.
"Berdasarkan informasi yang saya baca dari beberapa media, KPK menyebut telah terjadi dugaan mark up dalam anggaran belanja untuk media di Bank BJB," katanya.
Disinggung soal pengawasannya saat menjadi gubernur terhadap Bank BJB, Ridwan Kamil mengatakan dirinya hanya menerima laporan dari Kepala Biro BUMD.
"Saat menjabat sebagai gubernur, saya juga memiliki fungsi ex-officio. Dan untuk urusan BUMD, biasanya saya mendapat laporan dari Kepala Biro BUMD atau Komisaris terkait sebagai perwakilan Gubernur," katanya.
"Untuk masalah ini (mark-up dana iklan) saya tidak pernah mendapat laporan, sehingga saya tidak mengatahui perihal yang menjadi masalah hari ini," lanjutnya.
2. Postingan Jarabrano terhapus karena tidak sengaja

Baru-baru ini publik juga dihebohkan mengenai Ridwan Kamil yang menghapus semua postingan tentang bisnis coffe shopnya, Jabarano dan postingan ucapan selamat ke Gubernur Jabar Dedi Mulyadi dan Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung yang mendadak hilang setelah penggeledahan KPK. Ia menjawab tidak sengaja terhapus.
"Tidak sengaja terhapus, karena sudah tiga bulan tim admin akun saya menghapus akun-akun followers bot. Yang terhapus adalah yang bersifat endorse. Sudah saya minta kepada tim admin agar konten-konten yang tidak sengaja terhapus itu, untuk dikembalikan secepatnya," jelas RK.
Mengenai total deposito yang diamankan oleh KPK yang berjumlah kurang lebih Rp70 miliar, usai melakukan penggeledahan di wilayah Jabar termasuk kediamannya, Ridwan Kamil mengatakan, tidak ada uang atau deposito yang diambil KPK saat dilakukan penggeledahan.
"Deposito itu bukan milik kami. Tidak ada uang atau deposito kani yang disita saat itu," kata dia.
3. KPK tetap 5 orang jadi tersangka

KPK telah menetapkan lima orang yang ditetapkan sebagai tersangka yaitu, Direktur Utama Yuddy Renaldi (YR) dan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) sekaligus Kepala Divisi Corsec BJB Widi Hartoto (WH). Kemudian, pihak swasta yaitu pengendali agensi Antedja Muliatama dan Cakrawala Kreasi Mandiri Ikin Asikin Dulmanan (IAD), Pengendali Agensi BSC Advertising dan Wahana Semesta Bandung Ekspress Suhendrik (S), dan pengendali Cipta Karya Sukses Bersama Sophan Jaya Kusuma (SJK).
Adapun Suhendrik merupakan Tim Kampanye Daerah (TKD) Prabowo-Gibran Jawa Barat. Ia merupakan anggota media relations, yang bekerja bersama Ridwan Kamil untuk memenangkan Prabowo-Gibran di Pilpres 2024.
Para tersangka diduga melakukan mark up dana iklan kepada para media televisi dari periode 2021-2023. Adapun nilainya mencapai ratusan miliar. Sementara, dalam rentang waktu tersebut, Ridwan Kamil masih menjadi gubernur Jawa Barat.