Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi asuransi (freepik.com/freepik
ilustrasi asuransi (freepik.com/freepik

Intinya sih...

  • AI bukan ancaman, tapi peluang besar bagi agen asuransi

  • Agen dituntut beradaptasi di tengah disrupsi digital

  • Kolaborasi jadi kunci masa depan industri asuransi

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bandung, IDN Times - Dunia asuransi tengah memasuki babak baru di era kecerdasan buatan (AI). Di tengah derasnya arus digitalisasi, ribuan agen asuransi dari seluruh Indonesia berkumpul di Main Hall Bursa Efek Indonesia, Jakarta, untuk memperingati Hari Ulang Tahun ke-9 Perkumpulan Agen Asuransi Indonesia (PAAI) pada Selasa (8/10/2025).

Mengusung tema Lompatan Besar Agen Asuransi di Era Artificial Intelligence (AI), perayaan ini bukan sekadar seremoni tahunan. PAAI menjadikannya sebagai momentum refleksi sekaligus langkah strategis menghadapi perubahan besar yang tengah melanda industri jasa keuangan.

Acara yang digelar secara hybrid ini dihadiri sekitar seribu peserta, termasuk regulator, akademisi, dan pelaku industri. Hadir pula tokoh-tokoh nasional seperti Prof. Rhenald Kasali sebagai pendiri Rumah Perubahan, serta David Tjokrorahardjo sebagai President Maxwell Leadership Indonesia, yang berbagi pandangan mengenai transformasi kepemimpinan di era digital.

Dukungan regulator pun turut menguatkan momentum ini. Bernard Widjaja, Kepala Departemen Pengawasan Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan OJK, menyampaikan keynote speech tentang pentingnya peran agen dalam menjaga kepercayaan publik.

Sementara Jeffrey Hendrik, Direktur Pengembangan BEI, memberikan edukasi pasar modal bagi anggota PAAI.

1. AI bukan ancaman, tapi peluang besar bagi agen

Ribuan Agen Asuransi Kumpul di Jakarta, Atur Strategi Hadapi Era AI (IDN Times/istimewa)

Dalam sambutannya, Ketua Umum PAAI M. Idaham menegaskan bahwa perkembangan teknologi AI tidak seharusnya ditakuti. Justru, AI bisa menjadi alat bantu yang memperkuat peran agen dalam memberikan layanan yang lebih cepat, akurat, dan personal kepada nasabah.

“AI bukanlah ancaman, tapi peluang besar bagi agen untuk melakukan lompatan transformasi. Teknologi ini bisa membuat agen lebih humanis, sekaligus meningkatkan literasi keuangan masyarakat Indonesia,” ujar Idaham.

Saat ini, Indonesia memiliki lebih dari 600 ribu agen asuransi, dengan sekitar tiga ribu di antaranya menjadi anggota aktif PAAI. Dalam sembilan tahun kiprahnya, PAAI berkomitmen memperkuat profesionalisme agen sekaligus memperjuangkan posisi strategis mereka di industri keuangan nasional.

2. Agen dituntut beradaptasi di tengah disrupsi digital

ilustrasi mempertimbangkan asuransi (pexels.com/Mikhail Nilov)

Perayaan HUT ke-9 ini juga menghadirkan talkshow inspiratif bertajuk Lompatan Besar Agen di Era Artificial Intelligence. Sesi ini menampilkan Elizabeth Ariesta Melawaty, entrepreneur muda dengan jaringan global, Primus Dorimulu tokoh media nasional, dan Christopher Rodjito seorang financial advisor.

Dalam diskusi tersebut, para pembicara sepakat bahwa agen asuransi harus menyesuaikan diri dengan perubahan pola komunikasi, perilaku nasabah, hingga sistem kerja yang kini banyak terintegrasi teknologi.

AI bukan sekadar tren, melainkan alat bantu yang akan mempercepat proses analisis dan pengambilan keputusan bagi para agen.

“AI memang bisa menggantikan sebagian fungsi teknis manusia, tapi tidak akan bisa menggantikan empati dan kepercayaan. Dua hal itu hanya bisa dibangun oleh manusia,” ujar David Tjokrorahardjo dalam sesi tersebut.

3. Kolaborasi jadi kunci masa depan industri asuransi

Ribuan Agen Asuransi Kumpul di Jakarta, Atur Strategi Hadapi Era AI (IDN Times/istimewa)

Selain berbicara soal teknologi, PAAI juga menekankan pentingnya kolaborasi lintas lembaga. Dalam sambutannya, Idaham berharap agar dukungan dari Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) dan Dewan Asuransi Indonesia (DAI) dapat semakin memperkuat posisi agen sebagai pilar utama distribusi di industri ini.

Momentum peringatan HUT ini juga menjadi ajang bagi PAAI untuk mendeklarasikan dukungan penuh terhadap kampanye Gencarkan dari OJK, yang menekankan pentingnya literasi dan inklusi keuangan nasional.

“Kami ingin agen PAAI menjadi garda terdepan dalam mengedukasi masyarakat soal pentingnya perlindungan dan perencanaan keuangan,” kata Ketua Panitia HUT PAAI ke-9, Esra Manurung.

Sementara itu, Prof. Rhenald Kasali menutup acara dengan pesan yang menggugah. Ia menilai bahwa keberhasilan agen di masa depan bergantung pada kemampuan mereka beradaptasi dengan perubahan.

Reskilling, kreativitas, dan disiplin adalah kunci utama menghadapi era attention economy dan kecerdasan buatan,” tuturnya.

Dengan semangat baru di usia ke-9, PAAI berharap agen asuransi Indonesia tak hanya menjadi tenaga penjual produk, tetapi juga mitra terpercaya yang mendampingi masyarakat dalam membangun masa depan finansial yang lebih aman dan berkelanjutan.

Editorial Team