Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IMG-20250630-WA0054.jpg
Wagub Jabar Erwan Setiawan (IDN Times/Azzis Zulkhairil)

Intinya sih...

  • Manajemen Persib Bandung mengembalikan uang bonus juara Liga I musim 2024/25 dari ASN Pemprov Jabar sebesar Rp365 juta.

  • Wakil Gubernur Jawa Barat, Erwan Setiawan, tidak ikut menyumbang karena memiliki saham di PT Persib Bandung Bermartabat.

  • Gubernur Dedi Mulyadi menjanjikan bonus Rp2 miliar untuk Persib, tapi hanya Rp365 juta yang terbayar dari ASN Pemprov Jabar.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bandung, IDN Times - Wakil Gubernur Jawa Barat, Erwan Setiawan turut menanggapi sikap manajemen Persib Bandung yang mengembalikan uang patungan ASN Pemprov Jabar sebesar Rp365 juta untuk bonus juara Back to Back Liga I musim 2024/25.

Ditemui usai rapat di Gedung Sate, Senin (30/6/2025), Erwan menyampaikan dengan santai mengenai bonus yang dikembangkan oleh Manajer Persib Bandung Umuh Muchtar. Adapun pengembalian uang ini disampaikan Umuh melalui video yang tersebar di sejumlah akun media sosial.

"Yang kemarin sedikit saya takutkan dari bapak saya ini kan sumbangan ASN tapi gak tahu sumbangan seperti apa. Takutnya salah satu ASN yang menyumbang bermasalah di kemudian hari ini membawa Persib kami tidak ingin Persib dibawa-bawa," kata Erwan.

1. Erwan tidak ikut nyumbang

Wagub Erwan Setiawan (IDN Times/Azzis Zulkhairil)

Saat disinggung mengenai waktu awal ada patungan uang untuk Persib Bandung, Erwan beralasan tidak ikut menyumbang lantaran dirinya memiliki saham di PT Persib Bandung Bermartabat. Sehingga, saat itu tidak ikut patungan atau memberikan bonus terhadap pemain Persib.

"Saya kan punya saham di Persib, kalau istilahnya (nyumbang) saya jeruk makan jeruk. Dari tahun 2009 dari awal PT PBB dan itu saya sama bapak (Umuh Muchtar)," ujar Herman.

Selain itu, mengenai sebelumnya bonus yang diberikan dari Pemprov Jabar kepada Persib Bandung yang diberikan saat juara Liga I musim 2023/24, di mana Pj Gubernur Bey Triadi Machmudin memberikan uang kadeudeuh senilai Rp500 juta hasil patungan dari Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Jabar.

Erwan memastikan kondisinya berbeda dengan saat ini. Menurutnya, saat itu diterima karena uang tersebut berasal dari CSR BUMD yang ada di Jabar.

"Itu mungkin saja Pak Bey itu bisa dari CSR. Kita kan punya beberapa BUMD, itu saya kira lebih aman dari mereka. Ada BJB, ada MUJ. Itu hal yang lumrah dan wajar mereka menyumbang kepada tim kebanggaannya dari CSR," ucapnya.

2. Disayangkan karena patungan ASN

Koreografi Persib Bandung juara Liga 1, menampilkan empat trofi yang sudah diraih (IDN Times / Sandy Firdaus)

Erwan pun sangat menyayangkan adanya udunan dari ASN untuk bonus kemenangan Persib Bandung. Padahal, menurutnya, bisa menggunakan cara lain dan dari Persib Bandung sendiri tidak meminta untuk adanya uang bonus ini.

"Kenapa harus dari udunan yang disayangkan Bapak saya itu seperti itu, kenapa, ASN sekarang seperti dipaksa untuk memberikan sumbangan. Padahal kan kita tidak pernah meminta sumbangan. Tapi ini sudah clear yah," katanya.

Diketahui, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menyampaikan bonus untuk Persib mencapai Rp2 miliar. Uang tersebut didapat dari rogoh kocek pribadi Dedi sebesar Rp 1 miliar. Sementara, sisanya satu miliar rupiah dilakukan aparat sipil negara (ASN) Pemprov Jabar.

Sayangnya janji satu miliar dari ASN itu gagal terbayar. ASN Pemprov hanya menyampaikan uang sebesar Rp365.525.000, dan diserahkan Pemprov melalui Sekretaris Daerah (Sekda) Jabar Herman Suryatman kepada pemain Persib.

Komisaris PT Persib Bandung Bermartabat (PBB) Umuh Muchtar mengungkapkan, jika manajemen menolak uang bonus dari pemerintah daerah itu. Itu karena Umuh menilai Pemprov terbebani dengan janji bonus untuk para staf dan para penggawa Persib.

"Uang yang dijanjikan Rp1 miliar itu Sekda sudah berkoar-koar ke mana-mana dan sudah memberikan uang kadedeuh dikumpulkan Rp365 juta. Sudah diinstruksikan kepada staf di Persib, saya tolak," kata Umuh di Bandung, Jumat (27/6/2025).

3. Klaim takut jadi beban dikemudian hari

Logo Persib Bandung (instagram.com/persib)

Umuh mengaku, tidak mau kelak menjadi masalah dari pemberian bonus Persib juara ini. Untuk menghindari konflik berkepanjangan, dia memutuskan untuk menolak dan mengembalikan uang yang sudah diberikan Pemprov.

"Saya takutnya jadi beban dan jadi prasangka dari semua Bobotoh bahwa Persib sudah menerima uang Rp1 miliar. Jangan sampai ini jadi masalah, jadi bumerang," tegasnya.

Menurutnya, Pemprov Jabar tampak terbebani dengan janji bonus yang sebelumnya dilontarkan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, dalam pawai Persib juara. Seharusnya, pemerintah jangan asal berjanji akan memberikan bonus miliaran rupiah bila memang sulit untuk dilakukan.

"Saudara Herman, Sekda Jabar hati-hati ya, uang Rp1 miliar itu ga susah karena dia menyusahkan sendiri. Apa yang sudah dijanjikan, harusnya jangan bicara dulu, nanti dikumpulkan berapa adanya," ungkapnya.

Lebih lanjut, Umuh menegaskan, klub akan tetap menolak bonus yang diberikan Pemprov, sekalipun nominalnya nanti terkumpul Rp1 miliar.

"Ditolak. Karena apa? Riskan, kecuali ada rinciannya. Kalau tidak jelas ini yang jadi masalah buat saya, tanggungjawabnya gimana," tandasnya.

Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Barat Herman Suryatman enggan memperpanjang urusan soal bonus untuk Persib yang berhasil keluar sebagai juara Liga 1 2024/25. Herman mengatakan, bonus untuk pemain Persib dari Pemprov Jabat bersifat sukarela, maka idak ada paksaan untuk ASN yang ingin menyumbang.

"Kan itu mah sukarela ya, kan saya kira sudah jelas," kata Herman saat ditemui di Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung.

Herman tidak mau, hal ini jadi masalah yang berkepanjangan. Menurutnya, urunan sukarela artinya berapapun nominal yang akan disumbangkan ASN, pasti diterima.

Dia pun enggan mengomentari lebih lanjut ihwal kekecewaan Bos Persib Umuh Muchtar, yang menyinggung janji bonus Rp1 miliar, tetapi hanya Rp365 juta, "Kita mah sukarela ya, karena tidak boleh memaksa, harus sukarela. Sudah. Tidak ada komentar," tegasnya.

Editorial Team