Logo Persib Bandung (instagram.com/persib)
Umuh mengaku, tidak mau kelak menjadi masalah dari pemberian bonus Persib juara ini. Untuk menghindari konflik berkepanjangan, dia memutuskan untuk menolak dan mengembalikan uang yang sudah diberikan Pemprov.
"Saya takutnya jadi beban dan jadi prasangka dari semua Bobotoh bahwa Persib sudah menerima uang Rp1 miliar. Jangan sampai ini jadi masalah, jadi bumerang," tegasnya.
Menurutnya, Pemprov Jabar tampak terbebani dengan janji bonus yang sebelumnya dilontarkan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, dalam pawai Persib juara. Seharusnya, pemerintah jangan asal berjanji akan memberikan bonus miliaran rupiah bila memang sulit untuk dilakukan.
"Saudara Herman, Sekda Jabar hati-hati ya, uang Rp1 miliar itu ga susah karena dia menyusahkan sendiri. Apa yang sudah dijanjikan, harusnya jangan bicara dulu, nanti dikumpulkan berapa adanya," ungkapnya.
Lebih lanjut, Umuh menegaskan, klub akan tetap menolak bonus yang diberikan Pemprov, sekalipun nominalnya nanti terkumpul Rp1 miliar.
"Ditolak. Karena apa? Riskan, kecuali ada rinciannya. Kalau tidak jelas ini yang jadi masalah buat saya, tanggungjawabnya gimana," tandasnya.
Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Barat Herman Suryatman enggan memperpanjang urusan soal bonus untuk Persib yang berhasil keluar sebagai juara Liga 1 2024/25. Herman mengatakan, bonus untuk pemain Persib dari Pemprov Jabat bersifat sukarela, maka idak ada paksaan untuk ASN yang ingin menyumbang.
"Kan itu mah sukarela ya, kan saya kira sudah jelas," kata Herman saat ditemui di Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung.
Herman tidak mau, hal ini jadi masalah yang berkepanjangan. Menurutnya, urunan sukarela artinya berapapun nominal yang akan disumbangkan ASN, pasti diterima.
Dia pun enggan mengomentari lebih lanjut ihwal kekecewaan Bos Persib Umuh Muchtar, yang menyinggung janji bonus Rp1 miliar, tetapi hanya Rp365 juta, "Kita mah sukarela ya, karena tidak boleh memaksa, harus sukarela. Sudah. Tidak ada komentar," tegasnya.