Inin Nastain IDN Times/ Wapres Ma'ruf Amin
Wapres Ma'ruf Amin berharap Ponpes tidak hanya sebagai tempat penyelenggara pembelajaran saja. Selain itu, Ma'ruf juga berharap, di Ponpes ada pusat kajian.
"Punya pusat-pusat kajian. Penelitian tentang pemikiran-pemikiran yang berkembang pada masa lalu kemudian bagaimana kita kembangkan. Jadi pemikiran itu tidak statis, harus dinamis dan berkembang terus," kata dia.
Dalam hal pemikiran yang dinamis, Ma'ruf mengambil contoh kasus Mazhab Syafi'i. Dijelaskannya, ada beberapa perubahan hukum yang diterapkan oleh madzhab tersebut.
"Pemikiran di mazhab-mazhab Syafii itu tidak statis. Ada yang dulu di mazhab Syafii dibilang ini tidak boleh, tetapi di belakang menjadi boleh setelah dilakukan penelitian. Karena itu, kajian-kajian seperti ini dibangun di pesantren," jelas dia.
"Di NU sendiri sudah pernah dilakukan kajian, yaitu misalnya di Munas Lampung, bagaimana pemikiran NU dilakukan dinamisasi pemikiran. Di pesantren-pesantren juga terus dilakukan, kita harapkan begitu. Jadi keilmuannya tidak statis. Terus berkembang, apalagi di bidang ekonomi itu kan dinamis sekali," lanjut dia.
Sebagai bidang yang memiliki banyak produk, kata Wapres, kalangan Ponpes sudah seharusnya mampu untuk menyikapinya. Selain bidang ekonomi, Wapres juga mengambil contoh bidang kedokteran.
"Sesuatu yang banyak sekali produk yang dihasilkan, rekayasa manusia itu harus disikapi. Pesantren tidak boleh tertinggal dalam menyikapi itu. Harus terus bisa merespons setiap perkembangan yang terjadi. Karena itu, ilmu itu tidak boleh statis," kata dia.