Rekomendasi dari Walhi Jabar untuk Calon Gubernur yang Terpilih

Bandung, IDN Times - Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jawa Barat melakukan jejak pendapat ke pada ratusan orang mengenai persoalan lingkungan di provinsi ini yang harus ditangani oleh gubernur yang terpilih nanti. Jejak pendapat dilakukan di 24 daerah dengan rentang usia 17 sampai 70 tahun.
Dari jejak pendapat ini didapati bahwa masyarakat masih peduli dengan Jawa Barat di mana mereka menilai persoalan yang ada salah satunya mengenai degradasi lahan serta alih fungsi kawasan yang semakin tinggi. Itu terjadi baik di kawasan hutan, alih fungsi kawasan terjadi di zona resapan air, zona konservasi, zona hutan lindung hingga zona cagar alam. Kerusakan serupa terjadi di wilayah pedesaan dan intervensi kerusakan dapat dilihat mulai dari kawasan Mikro DAS, Sub-DAS hingga DAS.
Banyak persoalan bencana yang dipicu oleh alih fungsi kawasan hulu dan lahan pertanian pangan berkelanjutan menjadi peruntukkan lain seperti perumahan mewah. Juga kekacauan penataan ruang lain, demi segelintir orang. Area tangkapan dan resapan air yang hilang menyebabkan peningkatan kerentanan.
"Kerentanan ini yang harus menjadi prioritas dan komitmen calon pemimpin daerah Jawa Barat agar kerusakan ekologis bisa teratasi," kutip IDN Times dari unggahan WALHI Jabar melalui akun Instagramnya, Kamis (7/11/2024).
1. Ada 14 permasalahan lingkungan di Jabar

1. Pencemarahan air dan sungai
2. Kesulitan air bersih
3. Kurangnya sarana pengelolaan sampah
4. Lahan kritis
5. Alih fungsi
6. Sampah
7. Banjir
8. Longsor
9. Pencemaran udara
10. Limbah industri
11. Buruknya tata ruang kota
12. Drainase yang buruk
13. Gaya hidup konsumtif
14. Perilaku tidak sadar lingkungan hidup
2. Gerakan anak muda Jabar pun ingin pemimpin yang peduli lingkungan

Anak muda Jawa Barat yang tergabung dalam Gerakan Pilah-pilih Jawa Barat
membuat Policy Brief untuk calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat yang berkontestasi pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024. Policy Brief ini berisi rekomendasi kebijakan untuk mengantisipasi ancaman perubahan iklim yang nantinya digunakan oleh gubernur terpilih.
Penulisan rekomendasi ini dilatarbelakangi oleh kondisi perubahan iklim dan kerusakan lingkungan di Jawa Barat yang meningkat. Banyak kasus bencana alam di Jawa Barat terjadi akibat perubahan iklim dan pemanasan global.
Sepanjang Januari hingga Oktober 2024 telah terjadi sebanyak 1.389 bencana alam di Jawa Barat. Dari data tersebut sebanyak 610 merupakan cuaca ekstrim, 400 tanah longsor, 187 banjir, 154 kebakaran hutan dan lahan, 18 kekeringan, dan gempa bumi sebanyak 16 kali.
“Mayoritas bencana tersebut berhubungan dengan kondisi perubahan iklim,” kata Klistjart Tharissa yang merupakan salah satu tim penulis melalui keterangan resmi dikutip IDN Times.
Menurut perempuan yang biasa disapa Caca ini, penyebab utama perubahan iklim tersebut karena adanya peningkatan emisi gas rumah kaca. Masyarakat masih bergantung pada energi fosil.
“Masyarakat masih menggunakan energi fosil secara berlebihan untuk
ketenagalistrikan. Energi bahan bakar fosil masih mendominasi bauran energi di Jawa Barat,” terang Caca.
3. Masyarakat harus dijaga dari ancaman krisim iklim

Caca menambahkan, selain dari sektor energi, permasalahan tata guna lahan yang berkaitan dengan luasan kawasan yang berfungsi lindung masih belum tercapai juga menjadi penyebab krisis iklim. Timpangnya ruang hijau dan ruang terbangun ini juga membuat hampir di setiap wilayah perkotaan di Jawa Barat mengalami peningkatan suhu dalam beberapa tahun ini.
Situasi ini mendorong anak muda Jawa Barat ini membuat rekomendasi untuk Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat agar dapat mencegah bencana akibat perubahan iklim di Jawa Barat. Mereka berharap Gubernur Jawa Barat memiliki peduli terhadap isu krisis iklim dan bisa melindungi masyarakat dari ancaman krisis iklim.
Ginanjar Ariyasuta, salah satu tim penulis melihat belum ada calon Gubernur dan Wakil Gubernur yang memiliki komitmen terhadap lingkungan hidup. Dari keempat calon, belum ada yang menunjukkan keseriusan dalam isu ini.
“Kalau para calon pemimpin Jawa Barat mau mendapatkan suara orang muda sudah seharusnya mau berkomitemen menjaga masa depan mereka. Mau menjaga lingkungan dan membuat kawasan Jawa Barat menjadi tempat yang nyaman dan aman untuk ditinggali generasi mendatang,” terang Ginanjar.
Bagi Ginanjar, ancaman krisis iklim sudah di depan mata. Pemimpin Jawa Barat harus punya tanggungjawab besar dalam menunjukkan aksi iklim yang ambisius.
“Keputusan yang diambil hari ini berdampak pada masa depan generasi muda,” kata dia.