Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Videoshot_20250820_083509.jpg
Kaum Muslim melaksanakan Salat Talak Bala di Musala

Intinya sih...

  • Memohon perlindungan dari Allah SWT untuk terhindar dari bencana pada Rebo Wekasan

  • Salat tolak bala dilakukan berjamaah dengan empat rakaat dua salam, diikuti pembacaan Surat Yasin dan tahlilan

  • Ibadah rutin dilaksanakan setiap tahun pada Rebo Wekasan, diakhiri dengan makanan ringan bersama jamaah

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Majalengka, IDN Times - Bagi sebagian muslim, hari ini, Rabu (20/8/2025) memiliki makna khusus, berkaitan dengan hitungan bulan Hijriyah, yakni bulan Safar. Dalam perhitungannya, hari Rabu ini disebut juga dengan Rebo Wekasan atau Hari Rabu terakhir di bulan tersebut.

Sebagian kaum muslimin meyakini pada Rebo Wekasan ini, Allah SWT menurunkan banyak bencana, atau biasa disebut bala. Sebagai bentuk minta perlindungan, kaum muslimin di beberapa daerah melaksanakan Salat lidaf’il bala (tolak bala/menolak bencana), seperti yang dilakukan kelompok muslim di Desa Bantarwaru, Kecamatan Ligung, Kabupaten Majalengka.

"Salat tolak bala pada Rebo Wekasan. Nah hari ini bertepan dengan Rebo Wekasan atau hari Rabu terakhir di Bulan Safar. Kata orang Jawa-nya, bulan Safar disebut Wulan Bala," kata imam Salat Tolak Bala di Musala Darussalam Bantarwaru Abdurrahman

1. Berharap kasih sayang Allah sehingga dihindarkan dari bahaya

ilustrasi bencana alam topan (commons.wikimedia.org/MODIS Land Rapid Response Team, NASA GSFC)

Dijelaskan Abdurahman, berdasarkan keterangan dari gurunya, pada Rebo Wekasan ini Allah menurunkan ratusan ribu bencana.

"Pada Rebo Wekasan, menurut keterangan, bahwa Allah SWT menurunkan 320 ribu bencana, atau bala. Nah itu (bencana) kalau dijatuhkan satu negara, itu habis, rata," kata dia.

Berharap terhindar dari ratusan ribu bencana pada Rebo Wekasan, jelas dia, di lingkungannya rutin dilaksanakan salat tolak bala di musala yang ada.

"Ini bentuk minta perlindungan di Rebo wekasan itu. Menolak bala ini rutin, setiap tahun kami melakukannya," ujar Abdurahman.

2. Salat talak bala dilaksanakan berjamaah sebanyak empat rakaat dua salam

Kaum Muslim melaksanakan Salat Talak Bala di Musala

Pelaksanaan salat talak bala di Musala Darussalam sendiri diikuti oleh belasan orang, baik laki-laki maupun perempuan. Kendati dilaksanakan secara berjamaah, salat talak bala dilaksanakan tidak seperti salat berjamaah lainnya di mana dilakukan dengan bacaan doa yang nyaring.

"Sebenarnya, menurut guru saya salat ini dilaksanakan sendiri-sendiri, secara sirii (pelan), tapi para ulama (ada yang berpendapat), biar orang awam itu mengerti, yuk sama-sama menjalankan solatnya. Makannya sudah, berjamaah saja." ujar Abdurahman.

Dalam salat tolak bala kali ini, Abdurahman menjelaskan ada empat rakaat dan dua salam. "Tiap rokaat, setelah Al-Fatihah baca 17 kali Al-Kautsar, diteruskan Al-Ikhlas lima kali, diteruskan lagi Al-Falaq dan An-Nas masing-masing lima. Untuk semua rakaat gitu semua," katanya.

3. Ibadah diakhiri dengan pembacaan Surat Yasin dan tahlilan

Membawa makanan (inin nastain/IDN Times/

Pelaksanaan salat tolak bala di Musala Darussalam dimulai sekitar pukul 07.00 WIB. Setelah melaksanakan salat berjamaah, kegiatan dilanjutkan dengan membaca Surat Yasin bersama-sama.

"Jadi urutannya teh, setelah salat kami baca Surat Yasin, dan ditutup dengan tahlilan. Itu sudah rutin setiap tahun seperti itu," kata dia.

Sementara itu, sebagian jamaah terlihat membawa makanan ringan yang disajikan untuk jamaah setelah salat. Proses salat talak bala sendiri, berlangsung sekitar 30 menit dilanjutkan dengan menikmati makanan ringan tersebut

Editorial Team