Ratusan Siswi di Bandung, Diberikan Edukasi Bahaya Kanker Leher Rahim

- Kanker leher rahim masih ancaman kesehatan di Indonesia, dengan lebih dari 36.000 kasus baru dan 20.000 kematian akibat penyakit ini.
- Indonesia menargetkan cakupan vaksinasi HPV 90 persen pada anak usia sekolah dasar hingga 2030.
- MSD Indonesia memberikan edukasi bahaya kanker leher rahim kepada ratusan siswi SMPN 2 Bandung, guru, tenaga kesehatan, dan ibu-ibu PKK Jawa Barat.
Bandung, IDN Times - Kanker leher rahim masih menjadi salah satu ancaman kesehatan di Indonesia. Berdasarkan data Globocan 2022, terdapat lebih dari 36 ribu kasus baru kanker leher rahim di Indonesia, dengan lebih dari 20 ribu kematian akibat penyakit ini.
Padahal, kanker ini sebenarnya dapat dicegah, salah satunya dengan imunisasi HPV. Tanpa upaya pencegahan yang sistematis dan berkelanjutan, Indonesia diperkirakan akan kehilangan 1,7 juta perempuan pada 2070.
Atas kondisi ini, Merck Sharp & Dohme (MSD) Indonesia turut memberikan edukasi bahayanya kangker tersebut dengan melibatkan ratusan siswi Sekolah Menengah Pertama (SMP) kelas IX SMPN 2 Bandung, guru, tenaga kesehatan, serta ibu-ibu PKK dari wilayah Jawa Barat, Kamis (14/8/2025).
1. Kemenkes perluas cakupan imunisasi HPV

Mewakili Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Direktur Penyakit Tidak Menular (PTM) Kementerian Kesehatan RI, Siti Nadia Tarmizi mengatakan, pemerintah Indonesia berkomitmen kuat dalam mewujudkan masa depan yang lebih sehat bagi perempuan melalui implementasi Rencana Aksi Nasional (RAN) Eliminasi Kanker Leher Rahim 2023–2030.
Ini bukan sekadar kebijakan, melainkan bentuk nyata perlindungan negara terhadap perempuan Indonesia. Perjalanan menuju eliminasi ini, kata Nadia, adalah langkah panjang, namun sangat mungkin untuk dicapai dengan kerja sama dan komitmen lintas sektor.
"Tahun ini, kami terus memperluas cakupan imunisasi HPV termasuk untuk remaja perempuan usia 12 dan 15 tahun melalui imunisasi kejar," kata Nadia, melalui keterangan resmi.
2. Dorong aksi nyata tangani kangker leher rahim

Indonesia menargetkan cakupan vaksinasi HPV 90 persen pada anak usia sekolah dasar kelas lima dan enam atau setara (11 dan 12 tahun) hingga 2030. Tahun 2025 menjadi momentum krusial untuk memperluas upaya eliminasi kanker leher rahim, seiring diperluasnya cakupan program imunisasi HPV yang kini menjangkau remaja perempuan usia 15 tahun melalui imunisasi kejar.
George Stylianou, Managing Director MSD Indonesia menyatakan, pihaknya percaya setiap perempuan berhak untuk tahu, dilindungi, dan tumbuh menjadi perempuan hebat yang sehat dan kuat.
"Kami membangun kesadaran dan mendorong tindakan nyata terkait pencegahan dari kanker leher rahim. Langkah kolaboratif ini menjadi salah satu upaya agar semakin banyak perempuan terlindungi sejak dini, dimulai dari edukasi," katanya.
3. Vaksin HPV direkomendasikan untuk anak usia 11-12 tahun

Sebagai organisasi pemberdayaan masyarakat khususnya keluarga, TP PKK Provinsi Jawa Barat memegang peran strategis dalam menyampaikan edukasi imunisasi HPV secara langsung di tingkat keluarga dan komunitas. Pokja IV TP PKK Provinsi Jawa Barat, Winni Nurwini mengatakan, pendekatan ibu ke ibu terbukti ampuh membangun kepercayaan dan kesadaran.
"Dengan jejaring yang luas, Pemprov Jabar ingin memastikan edukasi terkait kanker leher rahim ini sampai ke rumah-rumah, menjadi gerakan yang menyentuh dan berdampak," tuturnya.
Hadir sebagai narasumber pada sesi edukasi kesehatan, Dokter Spesialis Anak Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, dr. Rodman Tarigan menjelaskan pentingnya edukasi sejak dini mengenai Human Papillomavirus (HPV) sebagai penyebab utama kanker leher rahim.
"Vaksin HPV direkomendasikan sebagai imunisasi rutin pada anak usia 11 atau 12 tahun, sebelum terpapar oleh virus HPV. Jika terlewat, dua dosis vaksin HPV direkomendasikan untuk sebagian besar orang yang memulai rangkaian vaksin sebelum menginjak usia 15 tahun," katanya.
"Penting bagi setiap pihak memahami urgensi ini. Apalagi berbagai bukti ilmiah telah menunjukkan bahwa vaksin HPV efektif dalam membantu mencegah infeksi HPV yang berisiko berkembang menjadi kanker leher rahim di kemudian hari," katanya.