Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Times/Debbie Sutrisno

Bandung, IDN Times - Pemerintah Provinsi Jawa Barat mengklaim sudah mengirimkan ratusan siswa bermasalah ke barak TNI, tepatnya ke Dodik Bela Negara Rindwam III/Siliwangi, Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB). Mereka digembleng langsung oleh militer untuk pembentukan karakter agar lebih disiplin dalam balajar.

Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Barat, Herman Suryatman mengatakan, program ini sudah memasuki gelombang pertama di mana pemerintah telah menyiapkan 350 kuota bagi anak-anak yang mengalami berbagai permasalahan di lingkungannya.

"Yang sudah itu ada 210 siswa dari berbagai kabupaten dan kota di Jawa Barat. Kami siapkan untuk gelombang pertama 350 siswa. Mereka sudah mendapatkan izin dari orangtua secara lisan dan tertulis," kata Herman, Senin (5/5/2025). 

1. Pemberian pelajaran normal hanya dua jam sekali

IDN Times/Debbie Sutrisno

Dia menjelaskan, dari berbagai materi yang disiapkan, pemerintah menyisihkan waktu sekitar dua jam bagi siswa untuk mengikuti materi pembelajaran formal seperti di sekolah.

"Setiap hari ada dua jam untuk pembelajaran formal sesuai kurikulum sekolah. Kami ingin pastikan anak-anak tidak ketinggalan pelajaran," kata dia.

2. Dedi Mulyadi mengklaim banyak orangtua murid ingin memasukkan anaknya ke barak

IDN Times/Debbie Sutrisno

Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menyatakan program ini dilakukan secara bertahap. Sebab dia mengklaim, semakin banyak orangtua yang ingin menitipkan anaknya untuk mengikuti pendidikan karakter ini.

"Nanti kami bikin gelombang. Gelombang pertama misalnya 500 siswa, kedua 500 siswa, dan terus berkesinambungan dalam setahun tak berhenti. Akhirnya banyak sekarang yang berbondong-bondong menitip anaknya," ujar Dedi.

Dedi menjelaskan, selama berada di barak militer, para siswa SMK/SMK yang datang dari berbagai latar permasalahan kenakalan remaja itu akan mendapat pendidikan seputar bela negara, wawasan kebangsaan, pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K), kedisiplinan, antinarkoba, pendidikan keagamaan dan lain-lain.

"Pertama kedisiplinan, membangun disiplin. Makan, mandi, solat tepat waktu. Itu dulu dikembalikan, karena mereka rata-rata tidur jam 04.00 (pagi), saya tadi tanya orangtua. Kita kembalikan jam 20.00 WIB atau 21.00 WIB, paling malam 22.00 WIB, sehingga siklus itu kembali," kata Dedi.

3. Semua kebutuhan difasilitasi

(IDN Times/Azzis Zulkhairil)

Kendati demikian, Dedi memastikan para siswa tetap mendapatkan pembelajaran seperti di sekolah. Hanya saja, tingkat kedisiplinan dan beberapa kegiatan lainnya langsung ditangani oleh anggota TNI dan pihak profesional terkait lainnya.

"Setelah disiplin, baru mengikuti pelajaran sekolah, bisa guru ke sini atau TNI jadi guru nanti diberi stimulus khusus. Sehingga bisa bersekolah seperti biasa, nanti olahraga juga kami fasilitasi," ucap dia.

Editorial Team