ilustrasi mata kering (freepik.com/user18526052)
Guru Besar Tetap Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof Dr dr Yunia Irawati Sp M(K) menyatakan bahwa masalah kesehatan mata masih menjadi tantangan besar bagi Indonesia.
“Kesehatan mata berperan penting dalam produktivitas dan ekonomi nasional. Salah satu pendekatan utama dalam menangani masalah ini adalah melalui bedah okuloplastik rekonstruksi, yang mencakup berbagai aspek seperti kelopak mata -eyelid dan adneksa- termasuk di dalamnya bedah estetik mata, filler, dan rejuvenation; tulang orbita, rongga mata -socket-, hingga sistem ekskresi lakrimal -lacrimal excretory system,” kata Prof Yunia Irawati di Depok, Jumat.
Data International Agency for the Prevention of Blindness (IAPB) 2020 menunjukkan, sekitar 35 juta orang mengalami kehilangan penglihatan, 3,7 juta di antaranya buta.
Survei Rapid Assessment of Avoidable Blindness (RAAB) 2014-2016 mencatat prevalensi kebutaan mencapai tiga persen, dengan katarak sebagai penyebab utama, serta adanya kelainan kelopak mata seperti lagoftalmos, entropion, ektropion, dan ptosis yang dapat berdampak serius pada penglihatan dan kualitas hidup.
Inovasi teknologi, seperti teknik bedah minimally invasive dan endoskopi, telah terbukti meningkatkan akurasi diagnostik dan intervensi akurat sehingga meningkatkan kualitas hidup pasien.
Namun, kata dia, bahwa tantangan masih ada, terutama terkait persepsi yang salah, banyak yang mengira okuloplastik-rekonstruksi hanya terkait bidang estetika, padahal cakupnya jauh lebih luas termasuk pemulihan fungsi vital jaringan yang rusak.