Bandung, IDN Times - Nikel menjadi primadona baru di tengah maraknya transisi dari energi fosil ke energi ramah lingkungan seperti listrik. Nilainya melonjak di pasar global seiring dengan tingginya kebutuhan dan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap energi ramah lingkungan. Di sisi lain, tantangan untuk mengarusutamakan keberlanjutan dan ESG semakin menguat.
Industri nikel membutuhkan banyak sumber daya manusia unggul untuk bergabung dan mengembangkannya. Ratusan mahasiswa Universitas Padjadjaran (Unpad) dari berbagai program studi mendapatkan pengetahuan dan wawasan tentang industri nikel dari Harita Nickel di Bale Sawala, Unpad Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jumat 15 Desember 2023.
Kuliah umum bertajuk “Dinamika Industri Nikel di Era Berkelanjutan: Tantangan, Peluang, dan Prospek Karier” itu dibuka oleh Direktur Kemahasiswaan dan Hubungan Alumni Unpad, Boy Yoseph Cahya Sunan Sakti Syah Alam.
Acara ini merupakan rangkaian dari Harita Goes to Campus. Tampil sebagai pembicara dari Harita Nickel adalah Tonny Gultom (Director of Health, Safety, and Environment), Latif Supriadi (Community Affairs General Manager), dan Fajar Herdian Akhzan (Greenfield LTP Sr. Specialist). Bertindak sebagai moderator dalam acara ini, Pemimpin Redaksi Pikiran Rakyat Satrya Graha.
“Cadangan nikel Indonesia adalah yang terbesar di dunia. Jumlahnya mencapai 21 juta ton,” kata Tonny Gultom.