Bandung Barat, IDN Times - Kartini menjadi simbol perjuangan emansipasi perempuan dari masa ke masa sejak akhir abad ke-19 silam. Di kala adat istiadat memaksanya bergumul di dapur-sumur-kasur, Kartini malah rajin menulis dan membaca buku, majalah, koran, hingga Alquran.
Kultur kehidupan jawa pada era Kartini kental dengan subordinasi, marjinalisasi bahkan kekerasan terhadap perempuan. Perempuan selalu dipandang sebelah mata di berbagai urusan, sementara lelaki selalu berkuasa bahkan selalu duduk di hirarki yang lebih tinggi dari perempuan.
Dengan perjuangannya, Kartini mampu mendobrak batas-batas kultur-kultur patriarkis itu. Kartini membuktikan bahwa perempuan tidak bisa dianggap rendahan, perempuan berhak mendapat pendidikan yang layak dan duduk setara dengan kaum pria.