Cuplikan buku Radio Malabar, Herinneringen aan een boeiende tijd 1914-1945
Hingga 1922, enam tahun proyek Radio Malabar dikerjakan dan belum membuahkan hasil. Dalam buku Radio Malabar, Kenangan dari Masa-masa yang Menyenangkan pada 1914-1945, de Groot tak punya lagi banyak waktu untuk membuat Radio Malabar berjalan sempurna. Soalnya, surat kabar di seluruh dunia telah memberitakan Radio Malabar sebagai stasiun bikinan Hindia-Belanda yang mutakhir.
Berbagai uji coba telah mereka lakukan. Pada pengujian pertama, antena radio tak mampu menahan tegangan tinggi yang terjadi sehingga isolator suspensi tidak bekerja. Tak hanya itu, kecelakaan pekerja juga terjadi ketika antena pengganti hendak dipasangkan. Berbagai peristiwa itu membuat kesuksesan Radio Malabar terus ditunda.
Tapi, pada akhir November 1922, pemancar mesin (PKX) yang berada di Bandung pertama kali menerima sinyal dari belanda pada panjang gelombang 15 km. Namun beberapa masalah kembali terjadi setelah sinyal tersebut berhasil ditangkap.
Baru pada 18 Januari 1923, suara dari Stasiun Kootwijk (PCG) didengar untuk pertama kalinya di stasiun penerima Radio Malabar yang berdiri di Cangkring, beberapa kilo dari pusat radio. Suara tersebut berasal dari komite Radio Kootwijk, Detiger, dengan panjang gelombang 8.400 meter.
“Momen bersejarah ini segera dilaporkan oleh radio melalui PKX, dengan catatan: penerimaan QSA (sinyal kuat). Selanjutnya, dilaporkan bahwa Kootwijk datang lebih kuat daripada stasiun Eropa lainnya, juga lebih kuat dari Nauen. Sukses besar!” tulis Dijkstra.
Oleh wartawan di Jawa, lanjut Dijkstra, peristiwa tersebut disebut sebagai tonggak sejarah dalam lalu lintas dua negara. de Groot pun berbahagia, karena disertasinya selama ini berhasil direalisasikan. Terobosan luar biasa yang tak akan ia lupa hingga akhir hayatnya.
Saking terharunya dengan peristiwa itu, Sang Ilmuwan kemudian membuat puisi dalam secarik kertas dan ia kirimkan ke Belanda. Berikut sebuah salam puitis dari Radio Malabar (PKX) untuk Radio Kootwijk (PCG), yang juga telegram panjang pertama di Hindia-Belanda:
Nyanyian PKX ke PCG oleh dr. de Groot
Saya tidak tahu apa artinya,
Bahwa saya sangat bahagia!
Keinginan dari masa lalu,
Itu terlintas di pikiran saya hari ini.
Gunung-gunung tinggi dan saya sudah menunggu
Di bawah hujan dan sinar matahari,
Dan seperti sirene, tender,
Panggil aku dengan kata rekan.
Seberapa baik leluhur saya dulu,
Lorelei yang bahagia
Ketika dia memanggil, datang dengan perahu,
Semua kapal ada di sini.
Sia-sia lima tahun berseri-seri,
Jauh lebih cantik dari Lorelei
Saya terpesona, saya terdengar, saya bergema,
Tapi Kootwijk tidak pernah datang.
Saya sering mencoba menghubungi Anda,
Dengan berbagai macam suara,
Tapi semua cara yang mereka ciptakan,
Hanya kesunyian yang begitu sunyi dan susah.
Saya sangat ingin menjadi
Busur yang saya lukis begitu indah,
Tetapi tidak ada Tuhan yang membantu saya di bumi ini,
Cintaku, kau tidak mau mengerti!
Jadi saya akhirnya mengambil mesin,
Suku tersayang,
Namun tidak ada ekspresi yang berkedut
Di sana di negara asal.
Saya mendengar stasiun jauh seperti itu,
Dengan sambutan yang baik,
Tapi aku tidak akan pernah membalasmu
Cintaku, kau diam oh begitu lama.
Sekarang saya tahu mengapa, hari ini, dengan sukacita,
Saya dengan penuh semangat mengirim balok:
Karena kami berdua bisa mendengar
Kami hari ini untuk pertama kalinya.
Dan apakah saya mendengar suara Anda,
Masih sepi tentang negara dan laut,
Jadi saya harap itu suara Anda
Yang kuat dan semakin banyak.
Aktifkan frekuensi terbaik
Aku ingin kau mendengar sukacitaku
Hari ini dan Lenzen selanjutnya!
Hore, Hore, Hore
Panjang umur PCG!