Dalam diskusi yang sama,Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG ) Kasbani menuturkan, kawasan di Jawa Barat (Jabar) saat ini memang cukup tinggi dalam pergerakan tanah, khususnya di Jawa Barat bagian tengah dan selatan. Menurutnya, perumahan di kawasan banjir bandang kemarin memang berada di daerah lembah. Maka ketika longsor dan ada banjir bandang maka akan lebih mudah terdampak.
"Jadi memang kondisi geologinya itu mudah terjadi longsor," ujar Kasbani dalam diskusi virtual, Rabu (20/1/2021).
Kasbadni menuturkan, jenis gerakan tanah diperkirakan berupa longsoran yang berkembang menjadi aliran bahan rombakan/banjir bandang pada di bagian hulu pada perkebunan teh. Aliran bahan rombakan/banjir bandang terjadi disepanjang aliran Kali Cisampay dan melanda kawasan Agro Wisata Gunung Mas yang berada di hilir.
Secara umum lokasi bencana pada bagian hulu merupakan morofologi cekungan berbentuk tapak kuda dengan kelerengan agak curam hingga sangat curam, dengan kemiringan > 45 derajat, sementara pada lereng bagian bawah kemiringan lereng berkisar 10 derajat hingga 20 derajat. Lokasi berada pada ketinggian antara 1.000 sampai dengan 1.100 meter di atas permukaan laut.
Berdasarkan Peta Geologi Lembar Bogor, Jawa (A.C. Effendi, dkk., 1998), daerah bencana tersusun oleh batuan Gunungapi G. Pangrango yang merupakan endapan lebih tua, lahar dan lava, basalt andesit (Qvpo).
Berdasarkan Peta Prakiraan Terjadi Gerakan Tanah Bulan Januari 2021 di Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat (Badan Geologi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi), Kecamatan Cisarua termasuk dalam zona potensi gerakan tanah Menengah-Tinggi.
"Artinya daerah ini mempunyai potensi menengah hingga tinggi untuk terjadi gerakan tanah. Pada zona ini dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan di atas normal, sedangkan gerakan tanah lama dapat aktif kembali," paparnya.