Banjir merendam Kabupaten Kapuas Hulu. (IDN Times/istimewa).
Selain itu, PT KAI Daerah Operasi (Daop) 3 Cirebon mengidentifikasi sepuluh titik rawan yang berpotensi mengganggu perjalanan kereta api. Dari total tersebut, enam titik berisiko mengalami banjir, sedangkan empat lainnya berada di area dengan tanah yang tidak stabil.
Berdasarkan pemetaan yang dilakukan PT KAI, enam titik rawan banjir berada di beberapa segmen jalur yang kerap tergenang air akibat hujan deras dan sistem drainase kurang optimal. Selain itu, meluapnya aliran sungai di sekitar rel juga memperburuk kondisi.
Berdasarkan hasil pemetaan, lokasi tersebut meliputi KM 187+600-KM 187+800 (antara Stasiun Tanjung dan Losari), KM 206+000-KM 208+000 (antara Stasiun Babakan dan Waruduwur), KM 220+700-KM 220+800 (antara Stasiun Cirebon Prujakan dan Waruduwur).
Kemudian, KM 161+600 - KM 161+700 (antara Stasiun Brebes dan Tanjung), KM 243+200 - KM 243+600 (antara Stasiun Sindanglaut dan Ciledug), dan KM 252+500 - KM 252+800 (antara Stasiun Ciledug dan Ketanggungan).
Muhibbudin menjelaskan, banjir di jalur-jalur tersebut kerap terjadi akibat tingginya curah hujan yang membuat air menggenangi rel.
"Kalau tidak segera ditangani, kondisi ini bisa menyebabkan keterlambatan perjalanan atau bahkan penghentian operasional sementara," kata Muhibbudin.
Selain itu, empat titik lainnya di jalur KA Daop 3 Cirebon dikategorikan sebagai area dengan tanah yang labil. Struktur tanah tidak stabil dapat menyebabkan pergeseran rel atau amblesan yang bisa membahayakan perjalanan kereta api.
Area yang termasuk dalam kategori ini antara lain, KM 149+600-KM 152+200 (jalur hulu antara Stasiun Cilegeh dan Kadokangabus), KM 175+100-KM 175+700 (jalur hulu antara Stasiun Telagasari dan Jatibarang), KM 146+600-KM 152+500 (jalur hilir antara Stasiun Kadokangabus dan Cilegeh), dan KM 175+100 - KM 175+600 (jalur hilir antara Stasiun Telagasari dan Jatibarang)
Muhibbudin menambahkan, tanah labil di titik-titik ini dipengaruhi oleh faktor geologi, kelembapan tinggi, serta getaran yang dihasilkan dari operasional kereta api.
"PT KAI telah melakukan berbagai langkah mitigasi, seperti menambah material penguat agar jalur tetap aman," ujar Muhibbudin.