Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Pembagian menu MBG di SD Negeri 060843 Medan (dok.istimewa)
Pembagian menu MBG di SD Negeri 060843 Medan (dok.istimewa)

Intinya sih...

  • Lonjakan pasien usai program MBG

    • Puluhan siswa SMA Negeri 1 Luragung, Kuningan, jatuh sakit setelah program makan bergizi gratis (MBG).

  • 80 siswa mengeluh sakit perut, diare, mual hingga muntah.

  • Tujuh orang dipasangi infus dan lima dirujuk ke rumah sakit.

  • Gejala bermula usai santap hidangan

    • Keluhan terkait dengan makanan yang disajikan dalam program MBG.

  • Sampel makanan dan feses diperiksa untuk menelusuri penyebab pasti.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Kuningan, IDN Times - Puluhan siswa SMA Negeri 1 Luragung, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, mendadak jatuh sakit usai mengikuti program makan bergizi gratis (MBG) pada Kamis (2/10/2025).

Hingga Sabtu (4/10/2025) pagi, jumlah siswa yang mengeluhkan gejala sakit perut, diare, mual hingga muntah mencapai 80 orang. Seluruhnya ditangani tim medis di Puskesmas Luragung.

1. Lonjakan pasien usai program MBG

MBG di SDN Jati 05 Pagi Pulogadung, Jakarta (Sumber: https://www.presidenri.go.id) (Foto: BPMI Setpres/Muchlis Jr)

Kepala Puskesmas Luragung, Nanay Handayani, mengungkapkan laporan pertama diterima dari pihak sekolah yang menyebutkan banyak anak mengeluh tidak enak badan setelah jam pelajaran.

"Awalnya saya ditelepon kepala sekolah, katanya siswa banyak yang sakit perut dan diare. Saya minta segera dibawa ke puskesmas,” ujar Nanay, Sabtu (4/10/2025).

Dari 80 siswa yang menjalani pemeriksaan, tujuh orang harus dipasangi infus karena dehidrasi cukup berat. Lima lainnya bahkan terpaksa dirujuk ke rumah sakit karena kondisi tubuh melemah.

Sementara sisanya hanya membutuhkan observasi singkat, obat, lalu diperbolehkan pulang.

2. Gejala bermula usai santap hidangan

Siswa sekolah di Dolok Sanggul saat menikmati MBG perdana di Humbang Hasundutan, Rabu (11/6/2025) (dok.istimewa)

Pihak puskesmas menduga kuat keluhan itu terkait dengan makanan yang disajikan dalam program MBG sehari sebelumnya. Menu yang disantap siswa meliputi ayam kecap, tahu, tempe, acar, serta buah anggur.

Beberapa jam setelah menyantapnya, pada malam harinya, siswa mulai mengalami pusing, lemas, hingga sakit perut berkepanjangan.

“Banyak yang mengaku usai makan menu itu badannya tidak enak. Malamnya mereka muntah-muntah, diare, dan keesokan harinya jumlah siswa sakit makin banyak,” tutur Nanay.

Selain 80 siswa yang sudah ditangani, terdapat 103 siswa lain yang absen sekolah pada Jumat pagi dan belum sempat menjalani pemeriksaan. Pihak puskesmas belum bisa memastikan apakah seluruhnya juga mengalami gejala serupa atau hanya absen karena alasan lain.

3. Sampel makanan dan feses diperiksa

Ibu-ibu petugas SPPG Semarang Timur menyiapkan masakan untuk pelaksanaan MBG. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Untuk menelusuri penyebab pasti, tim Inafis kepolisian setempat bersama tenaga kesehatan mengambil sampel makanan, muntahan, dan feses dari para siswa.

Sampel tersebut dikirim ke laboratorium untuk diuji kandungan bakteri maupun zat berbahaya.

Hasil laboratorium baru akan diketahui dalam waktu sekitar satu pekan. “Kami belum bisa menyimpulkan penyebab pastinya. Apakah benar dari MBG atau ada faktor lain, menunggu hasil uji laboratorium,” tutur Nanay.

Meski demikian, pihak puskesmas menegaskan sebagian besar kondisi siswa sudah membaik. Saat ini hanya empat siswa yang masih menjalani perawatan intensif, sementara lainnya sudah kembali ke rumah masing-masing.

Nanay mengingatkan pentingnya standar keamanan makanan dalam setiap program yang melibatkan ribuan siswa.

“Kami berharap semua penyedia mengikuti prosedur ketat, mulai dari kebersihan bahan baku hingga cara pengolahan. Jangan sampai program baik justru menimbulkan masalah kesehatan,” ujarnya.

Editorial Team