Ibu-ibu petugas SPPG Semarang Timur menyiapkan masakan untuk pelaksanaan MBG. (IDN Times/Fariz Fardianto)
Untuk menelusuri penyebab pasti, tim Inafis kepolisian setempat bersama tenaga kesehatan mengambil sampel makanan, muntahan, dan feses dari para siswa.
Sampel tersebut dikirim ke laboratorium untuk diuji kandungan bakteri maupun zat berbahaya.
Hasil laboratorium baru akan diketahui dalam waktu sekitar satu pekan. “Kami belum bisa menyimpulkan penyebab pastinya. Apakah benar dari MBG atau ada faktor lain, menunggu hasil uji laboratorium,” tutur Nanay.
Meski demikian, pihak puskesmas menegaskan sebagian besar kondisi siswa sudah membaik. Saat ini hanya empat siswa yang masih menjalani perawatan intensif, sementara lainnya sudah kembali ke rumah masing-masing.
Nanay mengingatkan pentingnya standar keamanan makanan dalam setiap program yang melibatkan ribuan siswa.
“Kami berharap semua penyedia mengikuti prosedur ketat, mulai dari kebersihan bahan baku hingga cara pengolahan. Jangan sampai program baik justru menimbulkan masalah kesehatan,” ujarnya.