Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IMG-20251007-WA0014.jpg
Puluhan Santri dari Cirebon Diberangkatkan ke Tunisia

Intinya sih...

  • Santri BIM Cirebon berangkat ke Tunisia untuk kuliah

  • Studi di universitas terkemuka dengan bidang keilmuan strategis

  • Pesantren BIM menargetkan 1.000 sarjana lulusan luar negeri tahun 2028

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Cirebon, IDN Times - Sebanyak 45 santri dari Pesantren Bina Insan Mulia (BIM) Kabupaten Cirebon dikirim untuk melanjutkan pendidikan tinggi ke Tunisia tahun ini.

Dari jumlah itu, 29 orang berhasil lolos seleksi beasiswa resmi Kementerian Pendidikan Tinggi Tunisia 2025, sedangkan 16 lainnya diberangkatkan melalui jalur kerja sama (MoU) dengan beberapa universitas dan dukungan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas).

Menurut pengumuman resmi Pemerintah Tunisia, total beasiswa yang diberikan kepada pelajar Indonesia tahun ini mencapai 71 kuota. Capaian BIM menjadi yang terbesar secara nasional, menempatkan pesantren ini sebagai lembaga dengan penerima beasiswa Tunisia terbanyak di Indonesia.

“Total santri kami yang akan berangkat ke Tunisia tahun ini berjumlah 45 orang. Mereka dijadwalkan berangkat pada 12 Oktober 2025. Sebelumnya sudah ada 49 santri BIM yang sedang menempuh studi di sana, sehingga jumlah keseluruhan santri kami di Tunisia kini mencapai 94 orang,” ujar pengasuh Pesantren Bina Insan Mulia, Imam Jazuli, Selasa (7/10/2025).

1. Santri belajar di kampus terkemuka Tunisia

Kairouan, Tunisia (unsplash.com/Srdjan Popovic)

Para penerima beasiswa akan menempuh studi di sejumlah universitas ternama di Tunisia, seperti Universitas Az-Zaytunah, Universitas Sousse, dan Universitas Manouba.

Mereka diterima di berbagai bidang keilmuan strategis, mulai dari ekonomi bisnis, perdagangan internasional, teknologi informasi, komunikasi, politik, hingga hubungan internasional.

Menariknya, tahun ini hanya delapan santri yang memilih bidang keilmuan keislaman seperti Quran Hadist, Syariah Islamiyah, dan Peradaban Islam.

Menurut Imam, perubahan orientasi ini menunjukkan pesantren modern kini juga mendorong santri agar berkiprah di sektor-sektor pembangunan nasional.

“Tahun ini kami memang mendorong lebih banyak santri untuk mengambil jurusan non-keislaman yang dibutuhkan masa depan Indonesia. Santri harus siap menjadi bagian dari kemajuan bangsa, tidak hanya dalam bidang agama, tetapi juga ekonomi, teknologi, dan diplomasi global,” jelasnya.

2. Pembinaan khusus dan dukungan internasional

Sidi Bou Said, Tunisia (unsplash.com/Alex Vasey)

Sebelum diberangkatkan, seluruh santri penerima beasiswa Tunisia telah mengikuti program pembinaan intensif selama dua bulan di pesantren.

Kegiatan ini dipimpin langsung oleh Syaikhoh Bakhta, delegasi resmi dari Kementerian Pendidikan Tinggi Tunisia yang khusus datang untuk melakukan pendampingan akademik di Bina Insan Mulia.

Program pembinaan tersebut meliputi penguatan kemampuan bahasa Arab, adaptasi budaya akademik Tunisia, serta persiapan menghadapi kehidupan mahasiswa internasional.

Imam menilai, dukungan langsung dari pemerintah Tunisia menunjukkan kepercayaan dunia terhadap mutu pendidikan pesantren.

“Keberhasilan ini adalah bukti bahwa proses pembelajaran dan kurikulum Bina Insan Mulia telah menghasilkan lulusan yang kompetitif di tingkat global,” tegasnya.

3. Target 1.000 sarjana luar negeri tahun 2028

Masjid Agung Kairouan, Tunisia (commons.wikimedia.org/Mohamed Amine ABASSI)

Pesantren Bina Insan Mulia saat ini tengah menjalankan agenda besar menuju tahun 2028, yakni mencetak 1.000 sarjana lulusan luar negeri dan 1.000 sarjana lulusan dalam negeri.

Capaian tahun 2025 menjadi pijakan penting menuju target tersebut. Dari 288 alumni angkatan 2025, sebanyak 154 orang diterima di perguruan tinggi luar negeri di 13 negara — termasuk Rusia, Malaysia, Jepang, Prancis, Australia, Mesir, China, Taiwan, Turki, Maroko, Jerman, Pakistan, dan Tunisia.

Sementara 118 alumni lainnya diterima di perguruan tinggi negeri (PTN) terkemuka di Indonesia seperti UI, UGM, UNPAD, UPI, IPB, Unair, Unbraw, dan UIN, serta 16 lainnya di perguruan tinggi swasta unggulan seperti Telkom University dan Prasetiya Mulya University.

“Pesantren tidak hanya membentuk karakter religius, tetapi juga menyiapkan generasi dengan masa depan cerah dan kemampuan akademik unggul,” pungkas Imam Jazuli.

Editorial Team