Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Puluhan Atlet Parkour Ikut Indonesia Open Gymanstics 2025 di Bandung

IMG-20250711-WA0044.jpg
Kejuaraan Gymnastics Indonesia Open 2025 yang digelar di Jakarta dan Bandung. Dok Istimewa
Intinya sih...
  • Kejuaraan Indonesia Open 2025 mempertandingkan lima disiplin senam: trampolin, ritmik, artistik, aerobik, dan parkour di Jakarta dan Bandung.
  • Pembinaan atlet muda menjadi fokus utama kejuaraan ini, dengan peserta terbaik akan diseleksi untuk kompetisi tingkat nasional dan internasional.
  • Ajang ini juga bertujuan untuk mendorong lebih banyak komunitas parkour di Indonesia serta menjadi seleksi untuk mengirim atlet ke World Championship.

Bandung, IDN Times - Kejuaraan Gymnastics Indonesia Open 2025 yang digelar di Jakarta dan Bandung pada 2–13 Juli menjadi ajang strategis dalam menjaring atlet-atlet muda bertalenta untuk meraih prestasi di tingkat nasional hingga internasional.

Sekretaris Jenderal Federasi Gimnastik Indonesia, Sary Sundari Kencana Ayu, menjelaskan bahwa kejuaraan tahunan ini merupakan bagian dari program pembibitan atlet sejak usia dini yang secara konsisten dijalankan oleh federasi.

“Kami selalu melakukan kegiatan pembibitan dari usia dini. Kegiatan ini adalah wadah dan ajang untuk pembibitan, karena itu kami buat perlombaan dari usia dini hingga junior muda,” ujar Sary, Jumat (11/7/2025).

1. Ada lima disiplin yang diperlombakan

IMG-20250711-WA0045.jpg
Kejuaraan Gymnastics Indonesia Open 2025 yang digelar di Jakarta dan Bandung. Dok Istimewa

Kejuaraan ini mempertandingkan lima disiplin cabang senam, yaitu trampolin, ritmik, artistik, aerobik, dan parkour. Trampolin menjadi cabang pertama yang dipertandingkan pada 2–4 Juli, disusul ritmik pada 5–6 Juli, artistik pada 8–11 Juli, serta aerobik pada 12–13 Juli di Jakarta. Sementara cabang parkour digelar secara khusus di Kota Bandung.

Menurut dia, untuk kejuaraan parkour tahun ini diikuti oleh 50 peserta dari berbagai komunitas di Indonesia. Mereka akan bertanding dalam tiga kategori yang diakui di tingkat internasional, yakni freestyle, speed, dan mix.

“Mayoritas peserta berasal dari kelompok usia junior, yaitu 10 hingga 15 tahun, serta beberapa lainnya dari kategori junior muda hingga usia 16 tahun,” ujarnya.

2. Ajang pembinaan atlet muda

ilustrasi parkour (pexels.com/mary taylor)
ilustrasi parkour (pexels.com/mary taylor)

Ia menambahkan bahwa Gymnastics Indonesia Open memang difokuskan sebagai ajang pembinaan atlet muda. Para peserta terbaik akan diseleksi untuk mengikuti jenjang kompetisi yang lebih tinggi.

“Kalau mereka berkembang dan lolos seleksi, akan kami kirim ke Kejuaraan Nasional (Kejurnas),” kata Sary.

3. Dorong lebih banyak komunitas parkour

ilustrasi parkour (instagram.com/Liam Shaw)
ilustrasi parkour (instagram.com/Liam Shaw)

Meski cabang parkour belum dipertandingkan di ajang Pekan Olahraga Nasional (PON), pihaknya tetap menjadikan Gymnastic Indonesia Open sebagai sarana seleksi untuk mengirim atlet ke World Championship.

“Maka komunitas parkour yang tersebar di seluruh provinsi Indonesia ini memberikan harapan, karena banyak sekali atlet yang berbakat,” kata dia.

Share
Topics
Editorial Team
Yogi Pasha
EditorYogi Pasha
Follow Us