Bandung, IDN Times - Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) membuat program penukaran sampah yang bisa ditabung menjadi emas. Program ini layaknya bank sampah di mana masyarakat bisa mendapat uang ketika menukar sampah hasil pilah yang memilki nilai jual.
Meski demikian, peluncuran program ini dianggap tidak mampu menjadi solusi memecahkan persoalan sampah secara holistik. Wakil Koordinator Kampanye Kebijakan Organis Yayasan Pengembangan Biosains dan Bioteknologi (YPBB), Yobel Novian Putra, mengatakan, program bank sampah yang selama ini diinisiasi berbagai pihak memiliki dua mata pisau.
Pertama, dari segi ekonomi masyarakat memang sampah yang dipilah dan memiliki nilai jual tinggi bisa memberikan perekonomian bagi setiap pengepul termasuk masyarakat umum. Mereka bisa mendapatkan uang dari sampah yang dikumpulkan dan terjual.
Namun, hal kedua yang tidak kalah penting adalah fakta bahwa sampah yang diduar ulang tidak bisa seluruhnya. Sampah yang tidak bisa diolah kemudian tercecer dan kembali terbuang ke tempat pembuangan sampah (TPS) hingga ke tempat pembuangan akhir (TPA).
"Tetap saja yang tidak bisa diolah kan terbuang. Karena bank sampah tidak akan mengambil sampa rendahan. Dan akhirnya sampah itu tetap menumpuk ko," ujar Yobel dalam sebuah diskusi akhir pekan kemarin.