Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
pexels.com/cottonbro

Bandung, IDN Times - Polemik penggunaan masker scuba untuk meminimalisir penyebaran virus corona jenis baru (COVID-19) masih dipertanyakan banyak pihak, khususnya pelaku usaha yang selama ini memproduksi masker tersebut. Sebab, penasbihan pemerintah bahwa masker scuba tidak efektif karena bahannya tipis tidak seutuhnya benar.

Cecep Rosidin pemilik Cilest Digital Printing yang berkecimpung di pembuatan masker scuba menuturkan, selama ini masyarakat memang menggunakan masker scuba yang tipis. Namun, bahan scuba sebenarnya ada juga yang tebal dan bagus. Bahkan dari produsen pabrikan bisa memastikan masker ini tahan air dan anti bakteri.

"Jadi memang semua tergantung spesifikasinya. Ada yang tebal dan tipis. Kalau tebal itu namanya scuba maximus," ujar Cecep ketika dihubungi IDN Times, Selasa (22/9/2020).

1. Tidak semua bahan scuba itu jelek

https://images.app.goo.gl/Nc4nixXujMwJadF26

Dia menjelaskan, bahan masker scuba yang bagus ketebalannya mencapai 340 gr. Dengan kualitas yang baik maka masker scuba ini bisa lebih bagus dari masker kain yang selama ini diperjualbelikan di masyarakat untuk beraktivitas sehari-hari.

Dengan demikian, pernyataan pemerintah terkait penggunaan masker seharusnya tidak khusus pada pemakaian masker scuba saja. Sebab, masker kain pun ada yang bagus dan tidak.

"Pemerintah terkesan hanya menekankan pada masker scuba saja. Padahal kan untuk masker kain pun harus beberapa lapis. Nah masker scuba pun bisa dibuat beberapa lapis, dua atau tiga," ungkap Cecep.

2. Pernyataan pemerintah terkait masker scuba membuat produsen masker ini kelimpungan

Editorial Team

Tonton lebih seru di