Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Dok. Istimewa/IDN Times

Bandung, IDN Times - Hasil panen pertanian di Jawa Barat pada 2023 mengalami penurunan. Kondisi ini disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari kurangnya benih bersertifikasi, irigasi hingga faktor iklim yang tidak menentu sepanjang tahun kemarin.

Ketua DPD HKTI Jawa Barat, Entang Sastraatmadja mengatakan, berdasarkan data BPS hasil pertanian di Jabar selama satu tahun kemarin rata-rata dalam satu hektare menghasilkan 5,4 ton beras. Angka itu katanya mengalami penurunan.

"Kemarin agak turun karena El Nino sekarang diupayakan ditingkatkan supaya dinaikan jadi enam ton per hektare," ujar Entang, Kamis (25/1/2024).

Entang mengungkapkan, alasan melemahnya hasil panen pertanian di Jawa Barat disebabkan oleh berbagai faktor. Beberapa di antaranya soal perubahan iklim dari El Nino ke La Nina, kemudian ketersediaan benih bersertifikasi yang masih kurang.

"Ketersediaan benih yang tersertifikat harus jelas, kemudian pupuk bersubsidi jangan sampai terlambat. Harus diperhatikan soal pengairan, soal irigasi juga, soal penyuluhan kalau itu bisa dikembangkan maka pertanian ke depan akan lebih bagus," katanya.

1. Petani kekurangan benih bersertifikasi

Dok. Istimewa/IDN Times

Entang melanjutkan, para petani di Jawa Barat kini hanya mengandalkan benih yang kurang bagus sehingga berdampak pada hasil panen yang kurang maksimal.

"Masalahnya ketersediaan benih. Kalau benih asal-asalan ada, kalau benih genjah yang produksinya tinggi. Benih bersertifikat untuk kualitas. Benih berkualitas inikan disediakan pemerintah, nah, sekarang kayaknya kesulitan," ucapnya.

Entang menambahkan, para petani di Jawa Barat juga tengah menghadapi masalah regenerasi. Sebab, anak muda saat ini lebih memilih bekerja kantora. dibandingkan bertani.

"Sangat mengalami kendala anak muda kan sangat tidak mau jadi petani padi, anak muda maunya pekerja perkotaan. Jadi masalahnya ada di hulu," kata dia.

2. Bulog Cabang Bandung akui kurang banyak serap padi petani lokal

Editorial Team

Tonton lebih seru di