Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IMG-20251127-WA0023.jpg
(Istimewa)

Intinya sih...

  • Pria di Bandung ditemukan meninggal dunia di dalam ruko beras dengan dugaan gantung diri

  • Korban diduga meninggalkan pesan maaf sebelum mengakhiri hidupnya

  • Bunuh diri merupakan masalah kesehatan jiwa serius yang sering diabaikan masyarakat

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bandung, IDN Times - Seorang pria atas nama Yuyus (47 tahun) ditemukan meninggal dunia di dalam ruko beras di Jalan Jatihandap, Kota Bandung pada Kamis (27/11/2025). Korban diduga gantung diri dengan meninggalkan pesan maaf di secarik kertas.

Berdasarkan keterangan dari Kapolsek Antapani, Kompol Yusuf Tojiri, informasi penemuan mayat ini berawal dari adik korban yang menerima pesan dari pegawai sekitar pukul 08.30 WIB. Karyawan itu memberitahukan bahwa korban yang ada di dalam toko, namun tidak kunjung dibuka.

"Saksi melihat melalui lubang kecil di samping toko dan melihat korban dalam posisi duduk dengan leher tergantung tali tambang warna putih yang diikatkan ke bagian atas kamar mandi," kata Yusuf, saat dikonfirmasi.

1. Petugas langsung melakukan olah TKP

(Istimewa)

Mengetahui hal itu, adik korban kemudian membongkar pintu toko dan menemukan kakaknya sudah tidak bernyawa. Kejadian tersebut langsung dilaporkan kepada pihak kepolisian. Setelah itu, sekitar pukul 11.40 WIB, Tim INAFIS Polrestabes Bandung tiba di lokasi untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).

Petugas melepaskan tali dari leher korban disaksikan pihak keluarga. Menurutnya, petugas menemukan sebuah surat wasiat diduga ditulis korban sebelum mengakhiri hidupnya.

2. Tulis pesan maaf

Ilustrasi bunuh diri (IDN Times)

Adapun isi surat itu bertuliskan, permintaan maaf dari korban. Namun, pihak kepolisian belum mengetahui secara detail apa maksud dari tulisan tersebut, yang pasti korban ditemukan dalam kondisi meninggal dan diduga gantung diri.

"Hampura (maafkan) dan maaf, saya cape ya Allah, aku pusing ya Allah maafkan semuanya."

Menurut keterangan keluarga, korban diduga mengalami penyakit yang membuatnya tertekan. Pihak keluarga kemudian membuat surat pernyataan menolak visum dan meminta agar jenazah langsung dibawa ke rumah duka untuk dimakamkan.

3. Bunuh diri merupakan masalah serius, untuk mencegahnya bisa konsultasi

Ilustrasi bunuh diri. (IDN Times/Mia Amalia)

Bunuh diri merupakan masalah kesehatan jiwa serius yang sering diabaikan masyarakat. Jika kamu membutuhkan pertolongan atau mengenal seseorang yang membutuhkan bantuan, kamu bisa menghubungi layanan konseling pencegahan bunuh diri, di nomor telepon gawat darurat (emergency) hotline (021) 500–454 atau 119, bebas pulsa.

Menurut data dari Kementerian Kesehatan RI, saat ini sudah terdapat lebih dari 3 rivu puskesmas yang memiliki layanan kesehatan jiwa. Kamu bisa menghubungi atau langsung mendatangi Puskesmas terdekat untuk mengetahui apakah mereka melayani kesehatan jiwa.

Bagi pemegang BPJS, konsultasi kejiwaan di Puskesmas tidak dikenakan biaya alias gratis. Jika belum memiliki BPJS, kamu tetap bisa berkonsultasi dengan biaya administrasi sebesar Rp5.000.

Selain itu, Kemenkes RI juga menyiapkan lima RS jiwa rujukan yang dilengkapi dengan layanan konseling kesehatan jiwa dan pencegahan bunuh diri, di antaranya:

  • RSJ Amino Gondohutomo Semarang, nomor telepon (024) 6722565

  • RSJ Marzoeki Mahdi Bogor, nomor telepon (0251) 8324024, 8324025, 8320467

  • RSJ Soeharto Heerdjan Jakarta, nomor telepon (021) 5682841

  • RSJ Prof Dr Soerojo Magelang, nomor telepon (0293) 363601

  • RSJ Radjiman Wediodiningrat Malang, nomor telepon (0341) 423444

  • NGO Indonesia pencegahan bunuh diri: Jangan Bunuh diri, telp: (021) 9696 9293 email: janganbunuhdiri@yahoo.com

  • Organisasi INTO THE LIGHT message via page FB: Into The Light Indonesia (@IntoTheLightID) direct message via Twitter: @IntoTheLightID

  • Kementerian Kesehatan Indonesia, telp:(021) 500454

Editorial Team