Bandung, IDN Times - Gangguan mata saat ini masih menjadi persoalan serius di Indonesia, juga di seluruh dunia. Berdasarkan data terakhir yang dihimpun WHO pada 2015, setidaknya terdapat 253 juta penduduk yang mengalami gangguan penglihatan.
36 juta jiwa di antaranya mengalami kebutaan, dan 217 juta jiwa dengan low vision. 89 persen dari mereka yang menderita gangguan penglihatan merupakan penduduk di negara dengan pendapatan menengah dan rendah.
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, Anung Sugihantono, mengatakan, di Indonesia kasus gangguan kesehatan di Indonesia angkanya juga tinggi. Dari hasil survei Rapid Assessment of Avodable Blindness (RABB) pada 2014 sampai 2016 di 15 provinsi, diketahui angka kebutaan mencapai tiga persen dam katarak merupakan penyebab kebutaan tertinggi dengan 81 persen.
Bila diestimasikan angka populasi kebutaan mencapai 900 ribu jiwa. Insiden kebutaan di Indonesia mencapai 0,1 persen atau 250 ribu orang. Dan diperkirakan ada 170 ribu orang yang melakukan operasi katarak.
"Meski prevalensinya tinggi tapi 80 persen dari gangguan mata di Indonesia sebenarnya bisa dicegah sejak dini," ujar Anung dalam acara peringatan Hari Penglihatan Sedunia di Gedung Sate, Selasa (15/10).
Pencegahan ini bisa dilakukan dengan melihat faktor resiko, prilaku, dan kecenderungan ketika anak masih kecil. Dengan melihat kecenderugnan itu, para orang tua kemudian bisa membawa anak ke ahli mata untuk diperiksakan.