Bandung, IDN Times - Layanan keuangan digital tumbuh pesat di tengah pandemik COVID-19. Namun, sayangnya masih banyak populasi dunia yang belum menikmati manfaat ekonomi digital. Banyak masyarakat khususnya di negara berkembang masih mengandalkan uang tunai (cash).
Belum lagi adanya kendala akses internet, serta tantangan literasi keuangan digital termasuk di kalangan anak muda sendiri. Bahkan, survei Y20 Indonesia dan Cint menunjukkan 61 persen anak muda di G20 kesulitan mengakses internet, termasuk koneksi yang tidak stabil dan lambat.
Untuk itu, dalam hari pertama Pra-KTT ke-2 Youth 20 (Y20) yang resmi dibuka Indonesia pada 2022 di Lombok, Sabtu (23/4/2022), membahas mengenai peningkatan kesadaran anak muda terhadap keuangan digital.
Dalam tema “Reaping the Benefits of Digital Transformation: Raising Youth Digital Financial Awareness". Forum ini menyoroti kebijakan pemerintah dalam meningkatkan kesadaran keuangan digital di kalangan generasi muda.
Co-Chair Y20 Indonesia 2022 Budy Sugandi mengatakan, kemajuan teknologi digital menghadirkan kesempatan sekaligus tantangan bagi anak muda.
“Kemajuan teknologi digital berdampak pada generasi muda. Tetapi sejumlah kerangka kerja publik masih ambigu. Intervensi pemerintah khususnya di negara G20 perlu menjadi contoh," ungkap Budy dalam keterangan tertulis yang diterima IDN Times, Minggu(24/4/2022).
"Suara anak muda adalah suara masa kini dan masa depan. Apa yang kita hasilkan hari ini dan esok tidak hanya mewakilkan suara anak muda di Indonesia atau di negara G20, tetapi anak muda di seluruh dunia," tambahnya.