SMAN 5 Bandung (IDN Times/Azzis Zulkhairil)
Ade menyimpulkan, kendala server down ini terjadi lantaran adanya perubahan sistem PPDB dari tahun sebelumnya. Tahun kemarin, tahap pertama bukan jalur zonasi dan afiafirmasi KETM, sehingga pendaftar mengalami peningkatan.
"Tahun 2024 tahap pertama itu zonasi. Kuota saja kan di satuan pendidikan itu 50 persen, nah sementara yang akan memanfaatkan berdasarkan (data) dapodik lulusan SMP di Jabar itu ada 700 ribu lebih akun dari calon peserta didik baru," katanya.
Pada hari pertama ini server laman resmi PPDB Jabar down. Para orangtua siswa-siswi kesulitan untuk mengunggah berkas persyaratan ke sekolah tujuan. Mereka turut protes dan meminta agar kondisi ini bisa lebih diperbaiki.
Hal ini dialami orangtua murid asal Kecamatan Mandalajati, Kota Bandung, Sofie Safiena. Dia hendak menyekolahkan anaknya dari SMPN 59 Bandung ke SMKN 9 Bandung melalui jalur zonasi, namun saat pendaftaran melalui laman resmi PPDB Jabar tidak dapat mengunggah berkas.
"Awalnya saya tahu dari guru SMP anak saya, karena saya rencana mendaftar mau dibantu pihak sekolah dan diinformasikan web tidak bisa diakses. Kemudian saya login pake akun anak secara mandiri memang gak bisa," ujar Sofie, saat dikonfirmasi, Senin (3/6/2024).
Senada dengan Sofie, Warga Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, Wahab mengatakan, dirinya tidak bisa mengunggah berkas PPDB anaknya melalui laman Disdik Jabar sejak pagi hingga menjelang siang. Aplikasi Sapawarga pun sudah dicobanya, hasilnya tetap tidak bisa.
"Tadi pagi mau daftar PPDB online SMA anak jam 07:00 WIB masih bisa dibuka, kemudian tulis persyaratan umum ketika mau upload dokumen kartu keluarga, KTP orangtua, dan akta langsung eror sampe jam 09:00 WIB," ujar Wahab.