Ilustrasi jenazah (IDN Times/Mardya Shakti)
Untuk mengungkap penyebab kematian ibu dan anak yang ditemukan sudah menjadi kerangka itu, Polres Cimahi membawa keduanya untuk dilakukan pemeriksaan forensik lanjutan di Puslabfor Mabes Polri. Pemeriksaan meliputi psikologi forensik, tes DNA dan uji toksikologi.
Tri mengatakan, pemeriksaan psikologi forensik untuk mengetahui kondisi kejiwaan kerangka ibu dan anak itu. Pemeriksaan akan melibatkan Asosiasi Psikologi Forensik Indonesia (Apsifor).
"Polres Cimahi juga melakukan pemeriksaan psikologi forensik ibu dan anak tersebut," kata Tri.
Proses pemeriksaan psikologi forensik biasanya dilakukan dengan meneliti TKP, pemeriksaan saksi yang kenal dengan subjek yang diteliti, hingga pemeriksaan dokumen serta aktivitas media sosial supaya mendapatkan gambaran subjek semasa hidupnya.
"Nantinya yang diambil (sebagai hasil pemeriksaan), selain dari pemeriksaan saksi-saksi juga dari identifikasi saintifik. Jadi kita bisa mengetahui motif kejiwaan korban walaupun sudah meninggal," jelas Tri.
Sebelumnya polisi menemukan tulisan pada dinding rumah tempat ditemukannya dua kerangka manusia itu yang kuat dugaan berkaitan dengan kondisi kehidupan mereka sebelum meninggal, kekecewaan pada sosok suami dan ayah yang meninggalkan mereka sejak 2014. Catat serupa juga ditemukan dalam sebuah USB Drive yang juga ditemukan.
"Konteksnya berkaitan dengan permasalahan yang dialami. Nantinya akan dipastikan terlebih dahulu, apakah tulisan yang ada di tembok itu sama dengan tulisan milik dua kerangka itu yang ditulis di media lain," kata Tri.