Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IMG_20250729_093456.jpg
Pengecekan beras oleh karyawan di salah satu swalayan. IDN Times/Debbie Sutrisno

Bandung, IDN Times - Kepolisian dari Polda Jabar melakukan inspeksi mendadak ke sejumlah supermarket untuk mencari tahu kualitas beberapa merek beras premium yang dijual. Saat ini ada dugaan beras premium yang berada di pasaran ternyata marak dioplos.

Kasubdit Indag Ditkrimsus Polda Jabar AKBP Dany Rimawan mengatakan, dari beberapa jenis beras premium yang dianggap tidak sesuai sudah ditarik dari pasaran.

Dia menuturkan, saat ini memang banyak dugaan beras yang tidak premium kemudian dijadikan beras premium dan dijual ke masyarakat. Kepolisian pun sudah berkoordinasi dengan Dinas Industri dan Perdagangan (Indag) Jawa Barat mencari tahu merek beras yang tidak sesuai maupun tak punya izin edar.

"Speknya juga harus kita lakukan uji, dulu supaya kita tahu kualitasnya, seperti ada benar-benar premium atau bukan" kata Dany ditemui di salah satu tempat perbelanjaan Kota Bandung, Selasa (29/7/2025).

Adapun titik inspeksi adalah di Borma Dago, Superindo Dago, Hyfresh, Djogja Sunda, dan Indomaret dago

1. Waspada beras kualitas non-premium

Pengecekan beras oleh karyawan di salah satu swalayan. IDN Times/Debbie Sutrisno

Di sisi lain, diduga ada beras organik lokal yang belum sesuai baik dari izin maupun takaran sedang dicek di mana saja penjualannya.

"Merknya Olen, produksi langsung dari kota Bandung juga. Jadi sedang kita dalami,"

Terkait peredaran beras yang belum sesuai baik kualitas maupun izin, Danny belum bisa memastikan alasannya. Dia masih berkoordinasi dengan manajer dari supermarket guna mengetahui beredasarnya beras tersebut.

2. Uji lab sedang dilakukan

Tampilan beras premium di swalayan. IDN Times/Debbie Sutrisno

Menurutnya, Polda Jabar pun sudah mengambil beberapa sampel beras premium yang dijual di pasaran. Uji lab tengah dijalankan untuk mengetahui kepastian apakah beras yang dibeli masyarakat memang sudah sesuai takarannya maupun kandungan beras tersebut.

"Semua terkait dengan yang ada di Jawa Barat sudah diuji lab. Makanya kita cek juga di Jawa Barat seperti apa. Sesuai enggak dengan hasil yang sudah dirilis Bareskrim," paparnya.

3. Sudah banyak beras premium ditarik dari swalayan

Ilustrasi swalayan dengan produk lengkap dan murah (pinterest.com/@dinda)

Sementara itu, Erik Wahyu Purwanegara selaku Kepala Bidang Perlindungan Konsumen di Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jawa Barat, menuturkan bahwa pengecekan rutin selalu dilakukan pemerintah daerah termasuk ketika ada dugaan beras oplosan pada wadah premium yang dijual.

Setidaknya ada lima merek yang tidak boleh ada di pasara lebih dulu yaitu merek Sania dari PT PIM, PT FS dengan merek beras Setra Ramos Biru, Setra Ramos Merah dan Setra Ramos Pulen. Serta Toko SY produsen beras Jelita dan Anak Kembar.

"Kebetulan di Borma ini tidak ada. Sudah ditarik oleh produsernya. Mungkin seperti itu. Tapi kita akan kerja sama dengan Satgas Pangan untuk melakukan pengawasan," kata dia.

Editorial Team