Polisi Cari Kelompok Lain dalam Kasus Penjualan Daging Sapi Palsu

Hendra mengungkapkan, selama setahun, para tersangka ini sudah berhasil menjual sekitar 63 ton daging babi atau daging sapi palsu ke masyarakat. Jumlah itu diprediksi dari hasil produksi mereka yang mampu mengolah sebanyak 600 kg daging sapi palsu dalam seminggu.

"Sudah kurang lebih 63 ton dalam setahun. Dalam satu minggu itu mereka mengirim kurang lebih 600 kilogram per minggu, dari Solo," ungkapnya.

Hendra menjelaskan, polisi akan terus mendalami kasus penjualan daging sapi palsu yang kandungannya ternyata daging babi tersebut. Menurut dia, timnya masih mencari penjelasan dan informasi mengenai kondisi daging babi yang ternyata sudah siap jual di pasaran tersebut.

"Ini masih kami dalami karena faktanya sudah dalam kondisi seperti ini. Daging jadi sudah diolah seakan menjadi daging sapi dan diklaim dijual sebagai daging sapi," tuturnya.

Hendra menambahkan, sampai saat ini empat tersangka memiliki peran yang berbeda-beda. Dua tersangka berperan sebagai pengepul dan dua lainnya pengecer. Dalam kasus ini, masyarakat juga ada yang membeli langsung dari dua tersangka sebagai pengepul.

"Ada dua orang pengecernya, tapi ada juga masyarakat yang datang langsung ke pengepul ini membeli seharga daging sapi, dan mereka katakan ini daging sapi," katanya.

"Ada pembeli ke pasar, dan ada yang ke pasar Majalaya, ada juga yg datang langsung ke kontrakan dua ini, mereka mengklaim daging sapi," tambahnya.

Hendra mengungkapkan, untuk perbedaan dari daging babi dan daging sapi asli, secara fisik, daging babi ini lebih pucat. Sedangkan untuk daging sapi ini lebih merah. Jadi hal tersebut membuat daging babi bisa dibuat semakin merah agar mirip dan dengan daging sapi.

"Saat ini kita mengamankan kurang lebih 600kg, 500kg yang masih utuh kita sita dari freezer itu, kemudian yg 100kg kita sita dari para pengecernya," kata dia.