Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
WhatsApp Image 2025-07-15 at 5.36.16 PM.jpeg
Dirlantas Polda Jabar Kombes Dodi Darjanto. IDN Times/Debbie Sutrisno

Intinya sih...

  • Antisipasi di pasar tumpah dan lahan parkir liar. Titik-titik yang mengalami kemacetan perlu penjagaan agar lalu lintas lebih lancar. Keberadaan sampah dari pasar yang menumpuk di pinggir jalan pun ikut menimbulkan kemacetan.

  • Pemilik toko harus siapkan area parkir. Pemilik toko di jalanan Bandung perlu menyediakan area parkir khusus atau mengarahkan pelanggan ke lahan parkir tersedia agar tidak membuat kemacetan.

  • Walkot akui kemacetan parah di Bandung. Kota Bandung dicap sebagai kota paling macet nomor satu di Indonesia, merujuk data dari Tomtom Traffic Index. Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan merasa malu dengan cap tersebut dan akan melakukan perbaikan

Bandung, IDN Times - Kota Bandung dan sekitarnya saat ini menjadi sorotan setelah dinilai oleh sebuah survei sebagai kota termacet di Indonesia. Bahkan Bandung masuk dalam sepuluh besar kota termacet di dunia.

Untuk menurunkan angka kemacetan tersebut, kepolisian turun andil termasuk dari Polda Jawa Barat (Jabar). Dirlantas Polda Jabar Kombes Dodi Darjanto mengatakan, untuk mencegah kemacetan dan mengantisipasi pelanggaran lalu lintas setidaknya ada 522 anggota yang diterjunkan dala,m pengawasan untuk melaksanakan peningkatan kualitas keselamatan di jalan, di 19 titik ruas jalan di Kota Bandung.

"Harapannya selama 14 hari ke depan operasi Lodaya terjadi peningkatan kualitas keselamatan di ruas jalan tersebut. Dengan target diharapkan selesai operasi 14 hari ini tidak ada yang mengalami kecelakaan di ruas jalan tersebut. Kemudian arus yang tadinya mungkin agak tersendat dan terhambat menjadi lebih lancar," kata dia, Selasa (15/7/2025).

1. Antisipasi di pasar tumpah dan lahan parkir liar

Ilustrasi belanja di pasar tradisional (pexels.com/Hugo Heimendinger)

Menurutnya, ada beberapa ruas jalan yang selama ini mengalami kemacetan cukup parah termasuk akibat pasar tumpah dan banyaknya kendaraan yang terpakir tidak pada tempatnya. Menurut polisi, titik-titik tersebut harus mendapatkan penjagaan agar lalu lintasnya lebih lancar.

"Jadi mohon kepada pihak kepala pasar juga ditertibkan pasar-pasar tumpah agar lebih tertib lagi, tidak ke pinggir lagi sehingga kapasitas jalan juga meningkat," ungkap Dodi.

Keberadaan sampah dari pasar yang menumpuk di pinggir jalan pun ikut menimbulkan kemacetan karena sampah tersebut memakan ruas jalan sehingga merugikan pengguna kendaraan.

2. Pemilik toko harus siapkan area parkir

ilustrasi parkir mobil (freepik.com/freepik)

Selain itu, Dodi juga menyoroti banyaknya toko di jalanan kota Bandung yang pelanggannya memarkir kendaraan di dekat toko--sekali pun area tersebut bukanlah tempar parkir. Alhasil kendaraan yang ingin melintas jalan tersebut mengalami gangguan.

Dia mengimbau agar pemilik toko bisa menyediakan area parkir khusus atau mengarahkan pelanggan ke lahan parkir tersedia di sekitar toko. Dengan demikian, kendaraan tidak akan sembarangan terparkir yang bisa membuat Bandung dijuluki kota kemacetan.

"Pengusaha yang punya toko atau tempat usahanya berada di pinggir jalan besar mengupayakan adanya kantor-kantor parkir. Kalaupun tidak ada lokasi parkirnya di pinggir jalan, sebaiknya arahkan agar motor diparkirkan sangat-sangat di pinggir hingga tidak mengurangi kapasitas jalan yang telah disiapkan," kata dia.

3. Walkot akui kemacetan parah di Bandung

Wali Kota Bandung Muhammad Farhan. IDN Times/Debbie Sutrisno

Kota Bandung kini dicap sebagai Kota paling macet nomor satu di Indonesia, merujuk data dari Tomtom Traffic Index. Mereka mencatat rata-rata perjalanan per 10 kilometer (km) di Ibu Kota Jawa Barat ini harus ditempuh selama 33 menit.

Sementara, di posisi kedua ada Medan dengan 32 menit, Palembang 28 menit, Surabaya 27 menit, dan Jakarta dengan 23 menit. Di sisi lain, dalam data yang sama, Kota Bandung bahkan menjadi nomor 12 peringkat dunia sebagai kota termacet, sedangkan Jakarta masih berada di peringkat ke-90.

Merespons hal ini, Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan merasa malu dengan cap tersebut, sebab jelas bukan sebuah prestasi yang membanggakan. Dia memastikan, perbaikan akan dilaksanakan selama kepemimpinannya.

"Saya sih malu ya Kota Bandung dicap sebagai Kota termacet se-Indonesia. Bukan membanggakan, jadi perbaikan utama adalah sistem transportasi," ujar Farhan di kantor Agate Summarecon Bandung, Sabtu (5/7/2025).

Editorial Team