Bandung, IDN Times - Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Jawa Barat, HM Rafani Ahyar mengatakan, polarisasi agama di Indonesia semakin kuat pada saat proses pemilihan presiden dan wakil presiden 2019. Polarisasi ini bahkan belum selesai meski pemilihan umum (pemilu) tinggal menyisakan sengketa di Majelis Konstitusi (MK).
Rafani menuturkan, persoalan ini timbul karena agama sekarang telah dipolitisasi oleh sebagian pihak dalam perpolitikan. Dan jika hal ini dibiarkan maka dampak negatif dari polarisasi bisa semakin tinggi.
"Contohnya kemarin sampai ada sebutan kepada pendukung 01 dan 02, yaitu cebong dan kampret. Ini kan sangat 'luar biasa'," kata Rafani dalam diskusi Silaturahmi Kebangsaan di Gedung Paguyuban Pasundan, Rabu (26/6).
Dampak negatif yang terjadi karena persoalan agama dibawa dalam ranah politik yakni keberadaan oknum untuk memecah belah bangsa ketika pengumuman Pemili oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).Alhasil beberapa waktu lalu terjadi aksi yang berujung timbulnya korban jiwa.