Bandung, IDN Times - Puncak pertemuan KTT G20 akan menjadi momentum bagi status transisi energi sekaligus upaya Indonesia untuk meninggalkan sumber energi yang tak ramah lingkungan. Transisi energi seakan telah menjadi keharusan, mengingat perubahan iklim yang sangat terasa dari kenaikan suhu global di pertengahan abad 20 hingga saat ini.
Terkait kondisi itu, PLN bertindak dengan menambah bauran energi baru dan terbarukan (EBT) menjadi 23 persen pada tahun 2025.
Masalahnya, mencapai target ini perlu ongkos tak kecil. PLN memproyeksikan untuk menambah EBT, biaya kompensasi, dan subsidi listrik naik sekitar 104 persen menjadi rata-rata Rp185,7 triliun rupiah per tahun dari 2025 ke 2030.
Di sisi lain, masyarakat pun perlu disadarkan tentang pentingnya transisi energi bagi lingkungan kita.