Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IMG-20251022-WA0040.jpg
(Istimewa)

Intinya sih...

  • PKS mendorong peningkatan nilai tambah produk pertanian lewat hilirisasi kentang di Kabupaten Garut.

  • Potato Corner diharapkan menambah daya tarik wisata dan melibatkan masyarakat dalam pengelolaan pangan.

  • Kabupaten Garut merupakan penghasil kentang terbesar kedua di Indonesia dengan potensi besar untuk pengembangan.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bandung, IDN Times - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) turut mendorong peningkatan nilai tambah produk pertanian lewat hilirisasi kentang. Mereka turut meluncurkan Potato Corner bersama Kementerian Pertanian (Kementan) di Agrowisata Tepas Papandayan, Kabupaten Garut.

"Kami ingin kentang menjadi salah satu unggulan untuk dilakukan hilirisasi dengan berbagai produk yang meningkatkan nilai tambah," ujar Ketua Majelis Syuro PKS, Muhammad Sohibul Iman dikutip dari keterangan resmi, Rabu (22/10/2025).

1. Pengembangan hilirisasi kentang diharapkan berjalan optimal

(Istimewa)

Sohibul menyampaikan, kehadiran Potato Corner di agrowisata ini juga diharapkan dapat menambah daya tarik wisata sekaligus mengajak masyarakat sekitar untuk aktif terlibat dalam pengelolaan pangan.

"Dengan cara seperti ini mudah-mudahan masyarakat di sini mau terlibat di dalam aktivitas bertani pengelolaan pangan di sini," tuturnya.

PKS, kata dia, akan terus melakukan advokasi agar pengembangan hilirisasi kentang berjalan optimal, termasuk mengupayakan bantuan yang diperlukan.

"Kami tentu akan men-scanning, melihat berbagai bantuan yang mungkin bisa disalurkan di sini. Tentu ke depannya bukan hanya kentang saja, kita ingin produk-produk yang di sini bisa kita olah lebih jauh," katanya.

2. Harus memberikan nilai tambah produksi

(Istimewa)

Dari pengamatan langsung bersama kepala desa setempat, Sohibul Iman memastikan akses pasar bagi petani kentang di Garut tidak menjadi masalah. Bahkan, sudah ada perusahaan besar yang siap menjalin kontrak dengan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) untuk produk kentang.

"Tentu gols-nya adalah kesejahteraan masyarakat di sini. Karena dengan nilai tambah produksi berarti masyarakat yang terlibat semakin banyak," kata dia.

Direktur Sayuran dan Tanaman Obat Kementerian Pertanian, Muhammad Agung Sanusi, menilai Kabupaten Garut sebagai salah satu penghasil kentang terbesar kedua di Indonesia dengan potensi besar untuk pengembangan.

Ia menambahkan, pengembangan kentang akan didukung dengan penerapan teknologi pertanian, seperti klinik tanaman yang berperan dalam pengendalian hama dan perawatan tanaman.

"Klinik tanaman penting dan akan kami perkuat karena rata-rata kentang ini membutuhkan penanaman, pengendalian OPT (organisme pengganggu tanaman), dan pemeliharaan yang luar biasa. Ini tentunya akan kami perkuat," kata Agung.

3. Kementerian memberikan perhatian khusus kepada sektor pertanian

ilustrasi kentang (pexels.com/Polina Tankilevitch)

Selain itu, Agung menegaskan pentingnya fasilitas Bangsal Pascapanen untuk menunjang hilirisasi kentang, sesuai arahan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman yang menekankan bahwa produk pertanian harus memiliki nilai tambah sebelum dipasarkan.

"Target Bapak Menteri, Andi Amran Sulaiman, hilirisasi ini adalah hal mutlak dilakukan. Kami tidak dianjurkan langsung mengekspor atau menjual dalam bentuk bahan baku. Tapi ada edit value yang diharapkan dari produk kentang ini," tuturnya.

Wakil Ketua DPRD Jawa Barat Fraksi PKS, Iwan Suryawan, menambahkan bahwa perhatian khusus dari Kementerian dan DPP terhadap sektor pertanian harus diimbangi dengan peran aktif pemerintah provinsi.

"Kementerian memberikan perhatian khusus kepada sektor pertanian, kemudian DPP juga sama memperhatikan itu. Memang provinsi harusnya lebih banyak lagi hadir untuk masyarakat di bidang pertanian ini," ujarnya.

Editorial Team