Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi korban perundungan (pixabay.com/Wokandapix)

Bandung, IDN Times - Kasus perundungan atau bullying terhadap anak di sekolah masih sering terjadi. Di berbagai daerah, kasus perundungan kerap kali muncul. Bahkan, persoalan ini semakin ramai jika sudah muncul di media sosial.

Di Kota Bandung, video perundungan dua siswa sekolah menengah pertama (SMP) di sempat viral pada Juni 2023. Dalam video tersebut terlihat beberapa anak melakukan pemukulan berulang kali. Satu korban perundungan (bullying) menutupi kepalanya dengan kedua tangan agar pukulan dari para pelaku tidak bersarang langsung ke kepala atau wajah. Sementara itu, korban lainnya berdiri di samping rekannnya yang dipukuli dan sesekali ikut mendapat kekerasan fisik.

Rekaman pemukulan tersebut lantas viral di media sosial. Warganet geram dengan aksi perundungan yang dilakukan para pelajar SMP tersebut. Mereka kesal karena pelaku yang masih duduk di bangku sekolah sudah tega melakukan pemukulan.

Tak berselang lama setelah video tersebut ramai diperbincangkan, kepolisian telah mendapatkan laporan dari keluarga korban. Kasus tersebut kemudian ditangani Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Saturan Reskrim Polrestabes Bandung. Polisi masih melakukan proses hukum kepada para anak-anak yang melakukan perundungan.

Kasat Reskrim Polrestabes Bandung, AKBP Agah Sonjaya mengatakan, proses hukum terhadap kasus tersebut tetap berjalan. Pelaku perundungan, korban, maupun saksi telah dimintai keterangan.

Menurutnya, korban dan para pelaku perundungan, sebelumnya telah menjalani mediasi. Namun korban tetap melakukan pelaporan ke Polrestabes Bandung.

Agah memastikan proses hukum terhadap para anak yang berhadapan dengan hukum ini dilakukan sesuai UU perlindungan anak dan sistem peradilan anak. Rangkaian pemeriksaan termasuk visum telah dilakukan oleh polisi.

Dari informasi terakhir kepolisian, bakal dilakukan gelar perkara terkait kasus perundungan. Gelar perkara dilakukan untuk menentukan apakah kasus tersebut masuk ke tahap penyidikan dan menentukan status para pelaku.

1. Guru jangan hanya bergerak saat kasus telah terjadi

www.pixabay.com/geralt

Mendapat informasi ini, Pelaksana harian (Plh) Wali Kota Bandung, Ema Sumarna, langsung mengumpulkan seluruh kepala sekolah baik SMP dan SD di SMP 2 Bandung. Dalam arahannya, dia meminta setiap guru dan kepala sekolah harus intensif mengawasi dan memberi pengertian baik oleh para pendidik ke anak didiknya saat berlangsung maupun jam istirahat.

Ia pun memberi usulan agar penggunaan gadget pada anak bisa dikurangi saat di sekolah karena fungsi anak membawa ponsel sebetulnya hanya untuk memberi kabar pada orang tua.

"Saya meminta peran guru BK (bimbingan konseling) tidak selalu bergerak ketika ada perkara (setelah perundungan), tapi jadi bagian di setiap hari melihat anaknya ada masalah atau tidak," kata Ema.

Para pendidik pun harus menjalani evaluasi berkala setiap hari untuk mengetahui kendala dan kondisi saat KBM berlangsung. Dengan begitu, setiap masalah bisa dicari solusi terbaiknya.

Selain itu, Ema mengingatkan para orang tua untuk terus bersama-sama dengan para guru menjadi teladan dan mengingatkan anaknya untuk tidak melakukan tindakan yang dapat merugikan.

"Mendorong orang tua dan juga para tokoh agama untuk terus mengingatkan bagaimana terus mendidik anak untuk menjadi generasi yang lebih baik. Juga diingatkan untuk sikap perilaku supaya tidak menimbulkan kerugian bagi diri sendiri maupun orang lain," katanya.

Sementara soal kasus perundungan beberapa waktu lalu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung Hikmat Ginanjar mengatakan saat ini Disdik telah melakukan pendampingan kepada korban maupun pelaku perundungan. Ia menyebut, Disdik memiliki tim khusus soal ini.

"Saat ini kasus masih ditangani oleh pihak berwenang. Kami dengan tim yang sudah dibentuk seperti ada Tim Roots artinya tim anti perundungan terjun langsung ke lapangan dan juga ada tim Pandawa untuk melakukan pendampingan kepada anak-anak," kata Hikmat.

2. Kasus perundungan yang viral hanya fenomena gunung es

Editorial Team

Tonton lebih seru di