Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi UMKM Jawa Tengah. (IDN Times/Anggun Puspitoningrum)

Bandung, IDN Times – Memperingati Hari UMKM Nasional 2022 yang jatuh hari ini, 12 Agustus 2022, Kredit Biro Indonesia Jaya (KBIJ) dan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop UKM) meneken nota kesepahaman untuk mengintegrasikan layanan SKORKU pada aplikasi SKOPI (Solusi Konsultasi Pembiayaan dan Investasi).

Inovasi terbaru Kemenkop UKM ini diluncurkan pada kesempatan yang sama dengan dihadiri oleh Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, perwakilan LPIP dan Direktur Utama KBIJ Agus Subekti, perwakilan APPI, juga lembaga keuangan serta financial technology (fintech) lainnya.

Dengan misi menjadi platform digital untuk membantu pelaku UMKM, SKOPI adalah financial hub  yang menghubungkan UMKM dengan berbagai lembaga pembiayaan dan investasi, baik bank maupun non-bank. Dengan demikian, UMKM dapat lebih mudah menjangkau para penyedia layanan lembaga jasa keuangan dan penyedia jasa penilaian kredit.

Selain itu, terdapat berbagai informasi, solusi, konsultasi terkait pembiayaan dan investasi UMKM yang dapat diakses melalui website resmi Kemekop UKM.

Bagi banyak pihak, memang Hari Nasional UMKM menjadi momentum untuk mengingatkan pentingnya dukungan bagi para pelaku UMKM. Terlebih selama pandemi, yang sedikit-banyak ikut mendorong UMKM untuk beradaptasi dengan ekosistem digital.

Saat ini jumlah UMKM Indonesia telah mencapai 19 juta unit, bertumbuh sekitar 137 persen dibandingkan sebelum pandemi.

1. SKOPI dan SKORKU memungkinkan pelaku UMKM untuk mendapatkan informasi perkreditan yang detail

KBIJ dan Kemenkop UKM resmi teken kerja sama untuk majukan UMKM (IDN Times/Istimewa)

Di sisi lain, SKOPI juga memungkinkan UMKM untuk mendapatkan informasi perkreditan atas nama dirinya. Hal itu berfungsi sebagai penilaian risiko kredit secara mandiri sebagai upaya untuk mengurangi risiko penolakan kredit dari penyedia jasa keuangan.

Di sana juga, pelaku UMKM akan mendapatkan edukasi mengenai perbaikan-perbaikan yang diperlukan agar informasi kredit menjadi lebih baik untuk permohonan fasilitas berikutnya lewat aplikasi SKORKU.

Aplikasi mobile SKORKU yang dikembangkan oleh KBIJ sebagai Lembaga Pengelola Informasi Perkreditan (LPIP), dikabarkan telah mendapat izin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Pengawasan portal pun turut dilakukan oleh Deputi Bidang Usaha Kecil dan Menengah Kemenkop UKM.

2. Membuka peluang besar bagi UKMM untuk dapat pembiayaan

Ilustrasi kredit (IDN Times/Arief Rahmat)

Direktur Utama KBIJ Agus Subekti mengatakan bahwa kerja sama itu adalah dukungan KBIJ untuk program Kementerian Koperasi dan UKM, dalam bentuk integrasi antara SKOPI dan aplikasi SKORKU sebagai sarana bagi UMKM.

“Ya, sarana untuk mendapatkan literasi keuangan, laporan perkreditan dan skor kredit. Dengan riwayat kredit dan skor kredit yang baik, pelaku UMKM berpeluang mendapat kesempatan untuk penawaran pinjaman dan suku bunga yang terbaik,” kata Agus, dalam siaran pers yang diterima IDN Times, Jumat (12/8/2022).

Di sisi lain, kata Agus, SKORKU juga menyediakan informasi alternatif (non-kredit) yang diharapkan dapat menggambarkan profil UMKM yang belum memiliki riwayat kredit.

3. Ada 29 lembaga pembiayaan yang tergabung dengan SKOPI

ilustrasi kredit (IDN Times/Aditya Pratama)

Sementara itu Hanung Harimba Rachman, Deputi Bidang Usaha Kecil dan Menengah Kemenkop UKM mengatakan, saat ini telah tergabung 29 lembaga pembiayaan bank dan non-bank dalam ekosistem SKOPI antara lain BRI, BNI, Mandiri, platform fintech P2P lending dan multifinance, platform securities crowdfunding, atau urun dana.

Maka itu ia mengklaim bahwa SKOPI merupakan wadah yang memang diperlukan oleh pelaku UMKM demi mengembangkan bisnisnya. “Dengan puluhan produk pembiayaan dan investasi tentunya,” ujar Hanung.

Adapun SKOPI sebenarnya telah didukung oleh LPIP KBIJ yang menyediakan aplikasi Cek Kredit Skoring.

“Ke depannya kami akan terus mengajak institusi jasa keuangan untuk bergabung dan bersama membantu UMKM memenuhi kebutuhan pembiayaan dan investasi,” tutur Hanung.

Editorial Team