Perdana, Tugu Proklamasi Rengasdengklok Gelar Upacara Kemerdekaan

Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat Pemkab Karawang, Matin Abdul Razak, mengatakan bahwa sejak jauh-jauh hari pemerintah sudah menyiapkan penggunaan lapangan Tugu Rengasdengklok untuk digunakan upacara HUT RI.

Di antaranya, persiapan dilakukan dengan membersihkan area di sekitar lapangan tersebut. Karena pada hari-hari biasa, di sekitar lapangan itu banyak lapak pedagang kaki lima (PKL).

Selain itu, Pemkab Karawang juga telah mengecat ulang berbagai sarana dan prasarana yang ada di sekitar lapangan tersebut.

Bahkan, jajaran Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Karawang telah melakukan penertiban sejumlah PKL yang berada di sekitar lapangan Tugu Rengasdengklok. Termasuk menertibkan lapak-lapak PKL di akses jalan menuju lapangan tersebut.

Ratusan pelajar, pegawai negeri sipil, jajaran Polri dan TNI berbaur mengikuti pawai obor pada Jumat (16/7) malam, di wilayah perkotaan Karawang. Itu menjadi salah satu rangkaian peringatan HUT RI di Karawang.

Pawai obor itu dimulai dari depan Kodim 0604 Karawang, Jalan Ahmad Yani, dan berakhir di depan Stadion Singaperbangsa Karawang.

Pawai obor tersebut sempat menjadi perhatian masyarakat. Bahkan menjadi tontonan gratis masyarakat sekitar perkotaan Karawang.

Bupati Karawang, Cellica Nurrachadiana, mengajak seluruh elemen masyarakat untuk mensyukuri kemerdekaan bangsa Indonesia yang ke-74 tahun ini.

Ia mengatakan, cara terbaik untuk mensyukuri nikmat kemerdekaaan di antaranya bekerja sama untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat. “Tidak ada cara terbaik dalam mensyukuri nikmat kemerdekaan yang bisa kita rasakan, selain dengan bekerja bersama melaksanakan pembangunan demi mewujudkan kesejahteraan seluruh masyarakat,“ kata dia.

Wilayah Rengasdengklok, Karawang, menjadi saksi terjadinya kemerdekaan Indonesia. Karena sehari menjelang 17 Agustus atau pada 16 Agustus 1945, terjadi penculikan Soekarno-Hatta ke Rengasdengklok.

Menurut catatan sejarah, pada 16 Agustus 1945 golongan pemuda seperti Soekarni, Wikana, Aidit, Chaerul Saleh, dan lainnya membawa Soekarno-Hatta ke luar kota. Hal tersebut dilakukan agar Soekarno-Hatta tidak terpengaruh dengan Jepang untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia.

Saat itu, Rengasdengklok menjadi tujuan utama golongan muda dan akhirnya Soekarno-Hatta singgah di rumah milik seorang petani keturunan Tionghoa, Djiauw Kie Siong. Dipilihnya rumah Djiaw karena tertutup rimbunan pohon dan tak mencolok.

Setelah selama sehari penuh di Rengasdengklok, kemudian Soekarno-Hatta dijemput ke Jakarta untuk memproklamasikan kemerdekaan.