Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
WhatsApp Image 2025-07-19 at 3.53.07 PM.jpeg
Wakil Bupati Garut Putri Karlina dan suaminya Maula Akbar Mulyadi Putra

Intinya sih...

  • Antisipasi sebenarnya sudah dilakukanMenurut Rizal, persiapan acara dadakan tetap melibatkan 500 aparat untuk mengawasi 5.000 paket makan siang gratis. Namun, antrean warga yang tak terduga menyebabkan kekacauan.

  • Jadi evaluasi bersamaKeluarga akan mengevaluasi kejadian ini agar acara di masa depan bisa lebih dipertimbangkan. Gubernur Dedi Mulyadi juga diminta untuk lebih memperhatikan antisipasi keramaian warga.

  • Polda pastikan akan periksa sejumlah pihakPolda Jabar sedang menyelidiki insiden tersebut dan berpotensi memeriksa penyelenggara atau event organizer (EO) yang bertanggung jaw

Garut, IDN Times - Polda Jabar memastikan bakal melakukan investigasi terkait dugaan kelalaian penyelenggara dalam kasus pasar rakyat, yang merupakan rangkaian perayaan pernikahan Wakil Bupati Garut Putri Karlina dan Anggota DPRD Jabar Maula Akbar Mulyadi Putra.

Terkait kejadian tersebut, penanggung jawab kegiatan yang juga merupakan perwakilan dari keluarga Dedi Mulyadi, Rizal, mengklaim bahwa informasi mengenai makan siang gratis yang diselenggarakan pada siang hari, Jumat (18/7/2025), sebenarnya baru diinfokan pada Kamis (17/8/2025) malam. Ini berbeda dengan arahan dari Gubernur Jabar Dedi Mulyadi yang telah meminta pasar rakyat diselenggarakan pada malam hari.

"Jadi ini memang dadakan dan kegiatan baru dipublikasikan semalam (Kamis)," kata Rizal ketika menjenguk korban pingsan di RSUD Slamet, Jumat (18/7/2025).

1. Antisipasi sebenarnya sudah dilakukan

Ketua penyelenggara acara pasar rakyat di Kabupaten Garut, Rizal (kanan), bersama Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi (kiri). IDN Times/Debbie Sutrisno

Menurut Rizal, meski persiapan acara tergolong dadakan, kepolisian dan aparat lain yang mencapai 500 orang sudah bersiap melakukan pengawasan untuk kegiatan makan siang gratis sebanyak 5.000 paket. Kegiatan yang bakal dibuka pukul 13.00 WIB kemudian menjadi bencana karena sejak pukul 10.00 WIB warga sudah banyak mengantre makanan di depan pintu pendopo.

Warga yang antre semakin banyak ketika masyarakat yang sudah melaksanakan salat Jumat ikut datang ke depan pintu. Hal tersebut terjadi di luar prediksi penyelenggara ketika jumlah warga yang datang mencapai ribuan di waktu bersamaan.

"Tidak terprediksi pada saat itu aparat yang bertugas kewalahan, sehingga terjadilah peristiwa dorong-mendorong yang akhirnya mengakibatkan beberapa warga Garut yang hadir itu ada yang tersenggol, terinjak, dan mengakibatkan beberapa peristiwa yang cukup memprihatinkan," kata Rizal.

2. Jadi evaluasi bersama

Kegiatan pesta rakyat di Garut ricuh. IDN Times/istimewa

Rizal pun menyebut bahwa kejadian ini akan dievaluasi secara baik oleh pihak keluarga sehingga ke depan acara Gubernur Dedi Mulyadi dan keluarganya bisa lebih mempertimbangkan segala kemungkinan. Harapannya, ke depannya kasus seperti ini bisa diantisipasi lebih baik karena memang selama ini gubernur mewanti-wanti dalam kedatangan jumlah masyarakat ke suatu acara.

"Aktivitas mengumpulkan warga dan dengan beberapa pertemuan juga sama Pak Gubernur sudah mengingatkan hal itu (antisipasi keramaian warga)," kata dia.

3. Polda pastikan akan periksa sejumlah pihak

Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Hendra Rochman

Kabid Humas Polda Jawa Barat, Kombes Hendra Rochmawan mengatakan bahwa ia masih melakukan penyelidikan awal. Hal itu dilakukan untuk mengetahui penyebab utama insiden bisa terjadi.

"(Penanganan) Diambil ke Polda. Kami masih terus lakukan asistensi terhadap jalannya acara tersebut," kata dia saat dikonfirmasi, ditulis Senin, (21/7/2025)/

Hendra menyebut pihak penyelenggara atau event organizer (EO) berpotensi diperiksa oleh Polda Jabar lantaran disebut bertanggung jawab dalam pelaksanaan acara. Tragedi ini terjadi pada Jumat, 18 Juli 2025 siang, di Pendopo Garut. Polisi menyebut warga berdesakan karena hendak mengambil makanan gratis yang jumlahnya sekitar 5.000 paket makanan, sedangkan massa yang datang hampir dua kali lipat dari jumlah ketersediaan makanan.

"Nah, kronologi awalnya itu di pendopo itu disiapkan paket makanan gratis. Jumlahnya informasi awal yang kita dapatkan adalah 5.000 pack. Kemudian masyarakat itu mengantre di luar dari pada pintu-pintu pendopo ini," kata Hendra.

Sebelum acara dimulai, ribuan warga dari dalam dan luar Kabupaten Garut sudah memadati kawasan pendopo. Mereka datang sejak pagi hari untuk menghadiri berbagai kegiatan yang direncanakan berlangsung hingga malam. Saat gerbang pendopo dibuka, massa membludak. Aparat pun menutup sebagian pintu masuk untuk mengantisipasi kepadatan. Namun, langkah tersebut tak cukup menahan desakan massa dari luar.

Editorial Team