Pengguna KA Stasiun Bandung Diminta Puasa 30 Menit Sebelum Tes GeNose

Bandung, IDN Times - PT KAI kembali memberlakukan pengetesan menggunakan alat GeNose C19 kepada calon penumpang kereta api dari Stasiun Bandung per hari ini. Pengetesan memakai alat ini menjadi alternatif untuk calon penumpang yang ingin bepergian jarak jauh dari Bandung.
Manajer Humas PT KAI Dop 2 Bandung Kuswardoyo mengatakan, pada pelaksanaan awal pengetesan menggunakan GeNose c19 sudah ada 230 orang yang memakai layanan ini. Pelaksanaan tes dilakukan mulai pukul 07.00 WIB sampai 19.00 WIB.
"Jadi, untuk semua pengguna jasa kereta Api yang hendak menggunakan layanan GeNose ini jelas yang pertama harus memiliki tiket dan kode booking yang sudah terbayar lunas. Mereka diharuskan tidak makan dan minum selama 30 menit sebelum melakukan tes," ujar Kuswardoyo, Senin (15/1/2021).
1. Jika makan sebelum tes berlangsung bisa berdampak pada hasil
Menurutnya, anjuranu untuk tidak makan dan minum selama 30 menit jelas pengetesan karena yang dicek menggunakan GeNose C19 adalah udara yang ke luar dari paru-paru. Apabila calon penumpang makan atau minum bisa berpengaruh pada hasil udara di rongga mult.
"Alat ini sangat sensitif sehingga dapat berdampak pada hasilnya nanti," papar Kuswardoyo.
2. Tarif tes GeNose C19 murah hanya Rp20 ribu
Dia mengatakan, penumpang tidak dipaksa untuk tes GeNose C19 sebelum berangkat menggunakan KA. Mereka bisa juga menunjukkan hasil dari pengetesan menggunakan antigen atau PCR, asalkan terbukti negatif.
Namun, GeNose C19 memiliki keunggulan di mana tarif tes ini sangat murah Rp20 ribu, Berbeda dengan tes rapid antigen yang mengharuskan penumpang membayar Rp105 ribu.
"Ini lebih murah dan efektif," ujar dia.
3. Epidemiolog sebut tes GeNose untuk dongkrak pariwisata sangat berbahaya
Sebelumnya, Epidemiolog Universitas Griffth, Australia, Dicky Budiman menilai penggunaan GeNose C19 untuk tes COVID-19 di untuk membangkitkan pariwisata sangat berbahaya. Sebab, hasil tes COVID-19 melalui GeNose bisa memunculkan false reaction.
"Di Inggris dibatalkan, jangankan yang melalui napas yang belum final hasilnya dan diakui, untuk beberapa rapid test saja tidak dipilih," kata Dicky kepada IDN Times melalui sambungan telepon, Kamis (11/2/2021).
Pernyataan ini menanggapi rencana pemerintah menggunakan GeNose sebagai alat tes COVID-19 di area pariwisata.
Untuk itu, ia menekankan, penggunaan tes GeNose sebagai pendukung kebangkitan sektor pariwisata sangat tidak tepat. Bahkan, Dicky menilai hal tersebut tidak sesuai dengan hasil penelitian ilmu pengetahun.
"Hal ini membuktikan, pemerintah tidak merujuk sains dalam memilih satu kebijakan, sains yang dipilih tidak akurat dan tidak kuat," jelasnya.