Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/foc.

Artikel ini merupakan jawaban dari pertanyaan terpilih yang masuk ke fitur#MillennialsMemilih by IDN Times. Bagi pembaca yang punya pertanyaan seputar Pilpres 2019, bisa langsung tanyakan kepada redaksi IDN Times.

Jakarta, IDN Times – Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 tinggal dua bulan lagi. Kedua calon presiden dan calon wakil presiden tengah giat berkampanye untuk mendapat dukungan pemilih pada hari pencoblosan, April mendatang. 

Kampanye merupakan salah satu cara untuk mengajak para pemilih agar ikut memberikan suaranya dalam pesta demokrasi lima tahun sekali.

Bagaimana dengan kampanye di media sosial? Bisakah media sosial mempengaruhi pilihan pemilih, terutama kalangan millennial?

1. Media sosial tidak serta merta bisa mempengaruhi pemilih

Ilustrasi (Pixabay)

Direktur Eksekutif LPSI (Lembaga Pengembangan Studi Informasi) yang juga dosen Kajian Budaya dan Media Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Rulli Nasrullah mengatakan, meski pengguna media sosial di Indonesia banyak, namun  dampaknya belum signifikan dalam mempengaruhi pemilih untuk menentukan pilihan mereka di Pilpres 2019.

“Media sosial hanya salah satu dan bagian terkecil dari saluran berkampanye. Ini artinya, tidak serta merta bisa dikatakan dampak media sosial memberikan pengaruh yang sangat luar biasa bagi pengguna dalam memilih," ujar Rulli kepada IDN Times, Selasa (12/2). 

Namun, dia menambahkan, tidak bisa juga dikatakan dengan tidak menggunakan media sosial, akan banyak yang memilih.

2. Jumlah pengguna media sosial di Indonesia bisa berdampak pada jumlah suara

Editorial Team

Tonton lebih seru di