Pengamat Nilai Persaingan Pilwalkot Bandung Mengerucut ke Dua Paslon

Bandung, IDN Times - Pengamat Politik dari Universitas Padjadjaran (Unpad) Muradi membeberkan analisisnya mengenai paslon yang akan memenangkan Pilwalkot Bandung setelah gelaran debat terlahir yang digelar di Trans Hotel, Kota Bandung, Selasa (19/11/2024).
Menurutnya, dari empat pasangan calon yang berpotensi meraih kemenangan hanya ada dua yaitu, nomor urut 02, Haru Suandharu-Dhani Wiriadinata. Keduanya diusung oleh PKS, Gerindra, Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Ummat, dan Perindo, dan PPP.
Kemudian, nomor urut 03, Frahan-Erwin yang didukung oleh Partai Buruh dan Partai Gelora. Dua pasangan ini dikatakan Muradi salah satunya berpotensi memenangkan Pilwalkot Bandung.
"Dari empat calon itu yang masih punya potensi persaingan hanya dua ya, Farhan dan Haru yang lainnya saya kira agak berat," ujar Muradi saat dikonfirmasi, Kamis (21/11/2024).
1. Keduanya punya kelebihan yang besar

Adapun dua pasangan lainnya, nomor urut satu Dandan Riza Wardana-Arif Wijaya dan nomor urut empat, Arfi Rafnialdi-Yena Iskandar Ma'soem, dikatakan Muradi masih perlu bekerja secara maksimal.
"Karena berbagai problema Farhan punya nilai atau sesuatu yang mereka jual. Sementara Haru, walaupun mesin politiknya gak bekerja efektif, tapi masih ada apa Prabowo efek yang mungkin bisa membuat Haru menang. Hanya dua ini saja," ujarnya.
2. Haru bisa saja mengejar Farhan

Jika lebih mengerucut, Muradi mengungkapkan, pasangan Farhan-Erwin bisa saja memenangi Pilwalkot Bandung. Hanya saja, waktu pencoblosan tinggal satu pekan, dan Haru-Dhani dikatakannya bisa saja menyusul.
"Saya kira kalau Pilkada dilaksanakan hari ini masih Farhan ya, tapi masih ada satu pekan ke depan mungkin mesin PKS masih bisa efektif lagi untuk bisa menangkan calon mereka," katanya.
3. Debat tidak akan berpengaruh signifikan

Saat disinggung apakah debat terakhir kemarin dapat memengaruhi elektabilitas para pasangan calon dan merubah pilihan masyarakat. Muradi menjelaskan, hal itu tidak akan berpengaruh besar, terkecuali ada peristiwa politik yang besar.
"Ya saya kira maksimal 5 persen kalau ada perubahan, terkecuali tadi ada peristiwa yang luar biasa yang kemudian membuat elektabilitas mereka pada akhirnya terkoreksi dan sampai hari ini sih saya kira enggak. Tergambar sama ya dengan survey," kata dia.