Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Remaja saat dilatih keterampilan memotong rambut di pesantren (IDN Times/Fatimah)
Remaja saat dilatih keterampilan memotong rambut di pesantren (IDN Times/Fatimah)

Kota Sukabumi, IDN Times - Polres Sukabumi Kota meluncurkan program Lentera Hati Bintana (LHB) untuk menangani kasus kenakalan remaja, khususnya aksi tawuran dan berandalan bermotor yang marak belakangan ini. Sebanyak 15 orang pelajar sudah mengikuti program tersebut di Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath.

Bukan dihukum di kantor polisi atau dikirim ke barak militer, mereka malah 'dijebloskan' ke penjara suci (pesantren) untuk mendapatkan pelatihan spiritual, mental, hingga keterampilan hidup.

1. Pengakuan remaja pelaku tawuran

Pelatihan memotong rambut di Sukabumi (IDN Times/Fatimah)

Salah satu peserta, Muhammad Rifa Awaludin (17 tahun) dari SMK Teknik Muhammadiyah Cianjur mengaku awalnya ikut tawuran di Jalur Sukabumi. Setelah diamankan aparat, ia tak langsung dihukum, tapi justru dikirim ke pesantren.

"Saya sungguh senang ikut di sini. Saya mendapatkan ilmu, adab, akhlak, dan etika," katanya kepada IDN Times, Senin (5/5/2025).

Ia sudah menjalani empat hari dari total enam hari program. Meski awalnya karena pelanggaran, ia mengaku banyak bersyukur karena mendapat pembelajaran hidup.

2. Latihan silat sampai bikin tempe, sandal, dan jersey

Remaja Sukabumi yang terlibat pidana saat dilatih membuat tahu (IDN Times/Fatimah)

Program ini tak cuma soal doa dan nasihat. Para peserta juga diajarkan keterampilan yang aplikatif, mulai dari membuat tahu, tempe, sandal, membuat jersey, hingga cukur rambut dan menjahit konveksi.

"Bermanfaat banget. Selain belajar soal sikap dan etika, kami juga diajarin bikin produk sendiri. Bisa jadi modal buat ke depannya," ujar Rifa.

Selain itu, mereka juga mengikuti latihan pencak silat, olahraga rutin, dan konseling psikologis untuk mengubah pola pikir dan meningkatkan kesehatan fisik maupun mental.

3. Dari nongkrong ke warung, berakhir ikut pembinaan

ilustrasi remaja (pexels.com/cottonbro studio)

Ika Rahma (17 tahun) dari SMK Pasundan 1 Sukabumi juga menjadi peserta dalam program ini. Ia diamankan saat sedang nongkrong sepulang dari foto ijazah dan susulan ujian.

"Waktu itu lagi nongkrong sama teman-teman habis foto ijazah, malam, terus ada patroli lewat. Akhirnya ikut ke kantor. Terus masuk ke sini," katanya.

Meski datang tanpa dugaan, Ika mengaku bersyukur bisa ikut pelatihan. "Di sini kita belajar soal akhlak, etika, terus bikin produk juga. Belajar bikin tahu juga," tutur Ika.

4. Data polisi: 15 remaja dibina, diharapkan tak kembali ke jalanan

Pelatihan keterampilan bagi pelajar terlibat pidana (IDN Times/Fatimah)

Kapolres Sukabumi Kota AKBP Rita Suwadi menjelaskan bahwa program ini merupakan buah kolaborasi dengan Ponpes Dzikir Al-Fath. Selama sepekan berjalan, ada 15 orang pelajar yang ikut dan kini sudah dikembalikan ke orangtuanya.

"Tujuan program ini adalah untuk meningkatkan nasionalisme, kedisiplinan, dan mengubah mindset para remaja ini agar cinta tanah air. Mereka juga dibekali keterampilan agar siap kembali ke masyarakat," kata Rita.

Ia menegaskan bahwa program ini bukan tempat titipan untuk anak-anak nakal, melainkan tindak lanjut dari proses hukum dan pembinaan yang sudah dilakukan polisi. Dengan pelatihan ini, diharapkan remaja yang sebelumnya terlibat aksi meresahkan bisa kembali sebagai pribadi yang lebih baik, lebih disiplin, kreatif, agamis, dan punya masa depan yang lebih terarah.

Editorial Team