Bandung, IDN Times - Aktivis Demokrasi sekaligus Direktur Democracy and Election Empowerment Partnership (DEEP) Indonesia, Neni Nur Hayati menyampaikan semua serangan oleh orang tak dikenal (OTK) setelah fotonya diunggah di akun Instagram Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Provinsi Jawa Barat.
Diketahui, Neni sebelumnya menyampaikan pendapat tentang bahaya buzzer yang dapat mengancam demokrasi dan eksistensi negara. Pendapatnya itu kemudian diunggah melalui akun media sosial pribadinya, salah satunya Tiktok.
Saat itu Neni tidak menyebutkan pendapatannya itu untuk salah satu provinsi tertentu. Namun oleh Diskominfo Jabar diunggah disertai tanggapan oleh Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi. Setelah itu dirinya mendapatkan serangan dari buzzer sejak 15-16 Juli 2025.
Sehingga ketika muncul dugaan-dugaan bahwa saya menggiring opini, dan lain sebagainya, itu menurut saya sesuatu yang keliru. Ini jadi jumping to conclusion, jadi melompat ke kesimpulan sendiri tanpa ada klarifikasi dari pihak yang menyuarakan hal itu.
"TikTok sampai sekarang masih belum bisa diakses, tapi saya sudah lapor ke teman-teman SafeNet. Kemudian WhatsApp yang tidak bisa di-login," ucap Neni setelah melayangkan somasi kepada Pemprov Jabar di Gedung Sate, Senin (21/7/2025).
"Nomor akun saya yang satu lagi, yang tersebar itu, kemungkinan akan saya tutup dulu nomor WhatsApp-nya. Karena memang di situ juga ada panggilan-panggilan yang tidak saya kenal," sambungnya.