Bandung, IDN Times - Salah satu peneliti matematika epidemiologi Institut Teknologi Bandung (ITB), Nuning Nuraini kembali merilis penelititan terkait fenomena pandemi virus corona jenis baru (COVID-19) yang terjadi di Indonesia.
Menurut Nuning, data yang di rilis pemerintah saat ini diduga tidak seluruhnya terlapor. Sebab, dari hasil penelitian yang dilakukan ditemukan angka yang cukup fantastis dalam kasus virus corona di Tanah Air.
Nuning bersama SimcovID Team mencoba menjawab permasalahan-permasalahan yang lebih kompleks dan spesifik dengan pendekatan model yang lebih reaslistik. Tim ini terdiri dari belasan peneliti dari berbagai perguruan tinggi di antaranya ITB, Unpad, UGM, ITS, UB, Undana. Bahkan termasuk peneliti perguruan tinggi luar negeri asal Indonesia yaitu Essex & Khalifa University, University of Southern Denmark, dan Oxford University.
Dalam kajian ilmiah yang mereka rancang, Nuning dan Tim SimcovID berusaha untuk menjawab setidaknya tiga rumusan masalah. Pertama, lewat model SEIRQD (Suceptible-Exposed-Quarantine-Recovery-Death), mereka ingin menghasilkan analisa terkait estimasi kepadatan kasus COVID-19 per 100 ribu jumlah penduduk dan menunjukkan seberapa besar perkiraan kasus yang tidak terdeteksi dari provinsi-provinsi di Indonesia.
Kedua, menggunakan metode Extended Kalman Filter, Tim SimcoviID berusaha untuk memberikan nilai Ro yang tepat bagi kejadian di Indonesia. Lalu, ketiga, Dr. Nuning dan rekan-rekan juga menyiapkan proyeksi waktu puncak dan jumlah kasus kematian dari beberapa skenario kebijakan pemerintah yang mungkin akan dilaksanakan dalam menghadapi situasi pandemi ini.