Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IMG-20251208-WA0022.jpg
Tim SAR gabungan melakukan pencarian korban tertimbun longsor di Arjasari, Kabupaten Bandung, Dok. SAR Bandung

Intinya sih...

  • Pencarian tiga korban longsor dihentikan

  • Relawan akan melanjutkan pencarian selama tiga hari ke depan

  • Mitigasi bencana perlu dilakukan di 15 kecamatan di Kabupaten Bandung

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bandung, IDN Times - Bupati Dadang Supriatna secara resmi menghentikan pencarian tiga korban longsor di Kampung Condong, Desa Wargaluyu, Kecamatan Arjasari, Kabupaten Bandung, Kamis (11/12/2025) sore. Tetapi para relawan dalam tiga hari ke depan tetap bakal berusaha untuk melakukan pencarian tiga korban longsor yang masih tertimbun dan belum ditemukan.

Forkopimda Kabupaten Bandung, Basarnas, BPBD, komponen masyarakat maupun para stakeholder telah berupaya melakukan pencarian tiga korban longsor. Ketiga korban longsor itu yakni atas nama Aisyah (60), Citra (20), dan Alfa (10). Mereka tertimpa longsor sebuah lereng dengan ketinggian 80 meter dan lebar 150 meter pada Jumat (5/12/2025) sore.

"Karena sudah tujuh hari, dan sudah tujuh hari ini para korban longsor belum diketemukan, maka saya mohon kesadaran dari keluarganya. Pemerintah sudah berupaya, Forkopimda sudah berupaya, dan Basarnas sudah berupaya, dan seluruh masyarakat serta komponen stakeholder sudah berupaya. Inilah takdir yang tentunya tidak bisa dilakukan lagi karena tujuh hari ini batas maksimal," tutur Bupati Dadang Supriatna, Jumat (12/12/2025).

1. Akan ada pencarian tiga hari oleh relawan

Tim SAR gabungan melakukan pencarian korban tertimbun longsor di Arjasari, Kabupaten Bandung, Dok. SAR Bandung

Meski sesuai aturan ini dihentikan, Dadang mengatakan proses pencarian lanjutan selama tiga hari akan dilanjutkan. Pencarian tersebut akan dikerahkan bersama relawan desa dan kecamatan.

"Dan untuk pencarian sifatnya apa yang diminta oleh orang tuanya, tetap kita jalankan, yaitu oleh relawan yang ada di Desa Wargaluyu dikawal oleh BPBD," katanya.

Pihaknya mengaku selama proses pencarian akan berkoordinasi dengan Basarnas terlebih jika korban bisa ditemukan di titik lokasi material longsor.

"Apabila nanti menemukan atau misalkan ada tanda-tanda yang bisa meyakinkan titik lokus jenazah, maka saya akan langsung sampaikan kepada Basarnas untuk turun kembali untuk bisa dilakukan pencarian kembali," ucapnya.

2. Harus ada mitigasi yang lebih masif

Warga Arjasari di Kabupaten Bandung mengungsi usai rumahnya terdampak longsor. IDN Times/Istimewa

Dadang mengungkapkan bahwa mitigasi bencana perlu dilakukan di 15 kecamatan di Kabupaten Bandung, terutama di lokasi-lokasi yang sifatnya rawan. Dia meminta kepala desa hingga camat ikut aktif memberikan mitigasi kepada masyarakat.

Pemkab saat ini tengah berkoordinasi jika harus ada evakuasi warga lebih dulu di daerah rawan bencana khawatir kejadian berulang. Terleih menurut BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika) sampai Februari 2026 curah hujan diperkirakan masih tinggi.

"Bahkan Mendagri juga membuat edaran bahwa seluruh kepala daerah tidak boleh keluar negeri sampai dengan tanggal 15 Januari 2026. Artinya, ini siaga satu dan harus sama-sama kita jaga." paparnya.

Dadang Supriatna, berharap semua komponen baik RT, RW, perangkat desa, kepala desa dan juga camat dan para kepala dinas dikerahkan jangan sampai terlena.

"Siap siaga ini perlu dilakukan di masing-masing wilayah," ujarnya.

3. Ini daftar kecamatan di Bandung yang rawan longsor

Longsor terjadi di Kampung Condong, Desa Wargahayu, Kecamatan Arjasari, Kabupaten Bandung, Jumat (5/12/2025). IDN Times/Istimewa

Badan Geologi sudah melakukan pemetaan di kawasan Kabupaten Bandung mana saja kecamatan yang terdapat potensi gerakan tanah dalam kategori menengah dan tinggi. Adapun kategori menengah, di mana daerah yang mempunyai potensi menengah untuk terjadi gerakan tanah. pada zona ini dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan di atas normal, terutama pada daerah yang berbatasan dengan lembah sungai, gawir, tebing jalan atau jika lereng mengalami gangguan.

Sedangkan kategori tinggi, kawasan tersebut mempunyai potensi tinggi untuk terjadi gerakan tanah. Pada zona ini dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan di atas normal, sedangkan gerakan tanah lama dapat aktif kembali. Berikut kondisi di wilayah Kabupaten Bandung yang rawan bencana:

  • Arjasari: Menengah-Tinggi, Berpotensi Banjir Bandang/Aliran Bahan Rombakan

  • Baleendah: Menengah-Tinggi

  • Banjaran: Menengah-Tinggi, Berpotensi Banjir Bandang/Aliran Bahan Rombakan

  • Cangkuang: Menengah-Tinggi, Berpotensi Banjir Bandang/Aliran Bahan Rombakan

  • Cicalengka: Menengah-Tinggi

  • Cikancung: Menengah-Tinggi

  • Cilengkrang Menengah-Tinggi

  • Cileunyi: Menengah-Tinggi

  • Cimaung: Menengah-Tinggi, Berpotensi Banjir Bandang/Aliran Bahan Rombakan

  • Cimenyan: Menengah-Tinggi, Berpotensi Banjir Bandang/Aliran Bahan Rombakan

  • Ciparay: Menengah-Tinggi

  • Ciwidey: Menengah-Tinggi, Berpotensi Banjir Bandang/Aliran Bahan Rombakan

  • Ibun: Menengah-Tinggi, Berpotensi Banjir Bandang/Aliran Bahan Rombakan

  • Kertasari: Menengah-Tinggi, Berpotensi Banjir Bandang/Aliran Bahan Rombakan

  • Kutawaringin: Menengah-Tinggi

  • Majalaya: Menengah, Berpotensi Banjir Bandang/Aliran Bahan Rombakan

  • Margaasih: Menengah-Tinggi

  • Nagreg: Menengah-Tinggi

  • Pace: Menengah-Tinggi

  • Pameungpeuk: Menengah-Tinggi

  • Pangalengan: Menengah-Tinggi

  • Paseh: Menengah-Tinggi

  • Pasirjambu: Menengah-Tinggi, Berpotensi Banjir Bandang/Aliran Bahan Rombakan

  • Rancabali: Menengah-Tinggi, Berpotensi Banjir Bandang/Aliran Bahan Rombakan

  • Soreang: Menengah-Tinggi, Berpotensi Banjir Bandang/Aliran Bahan Rombakan

Editorial Team