Inin Nastain IDN Times/ BIJB Kertajati
Pemerintah telah melarang impor garam pada 2024, sedangkan ada kebutuhan 3,7 juta ton garam secara nasional. PT Agronesia, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Jabar melihat ini sebagai potensi pasar, dan menawarkan proyek Unit Pengolahan Garam di Cirebon dengan nilai investasi sebesar Rp 16,3 miliar untuk menyediakan garam dengan standar industri.
Pemprov Jabar juga membuka kesempatan investor untuk terlibat pada enam proyek terkait Bandara Kertajati dan sekitarnya yaitu Kertajati Aircraft Maintenance (Rp2,55 triliun), kawasan komersial kertajati (mix used commercial Kertajati) dengan nilai Rp1,5 triliun, e-Commerce hub Kertajati (Rp1,31 triliun), infrastruktur utama aerocity Kertajati (Rp1,2 triliun), Kluster Hub Logistik Kertajati (Rp9,1 triliun), dan Kluster Grand Kertajati Aerocity (Rp5,5 triliun).
Pemprov Jabar juga menawarkan Kawasan Industri Baru Sumedang Industrialpolis (Rp4,3 triliun). Kawasan ini berada di lokasi strategis Kabupaten Sumedang yang akan mempunyai dampak positif pertumbuhan. Di kawasan ini akan dibangun area industri, perdagangan dan perkotaan, dengan total luas 912 hektare.
Industri utamanya adalah otomotif, alat berat, agroindustry, tekstil dan pengolahan kayu. Kondisi sekarang, masih pematangan lahan dan pembangunan jalan. Untuk project energi hijau Pemprov Jabar juga menawarka WKP Tampomas dengan nilai investasi sebesar Rp2,56 T. Berlokasi di Kabupaten Sumedang GWK tampomas memiliki potensi estimasi sebesar 32 Mega Watt. WKP Tampomas menjadi salah satu potensi energi hijau di Kawasan Metropolitan Rebana.
"Jika realisasi terealisasi, maka aka nada percepatan perwujudan Rebana sebagai lokomotif pertumbuhan baru, memberi lapangan pekerjaan baru. Jawa Barat akan tetap berada di depan dalam investasi," kata Bernadus.