Ilustrasi Anak-anak Stunting (twitter.com/Yusuf Ikrom)
Prevalensi stunting atau gangguan pertumbuhan pada anak di Kota Bandung dipastikan terus menurun setiap tahun. Ditargetkan, angkanya mencapai 14 persen pada 2024.
Faktor penurunan prevalensi stunting tersebut karena pemberian gizi terhadap anak terus dilakukan dan pemerintah terus berupaya untuk menurunkan angka stunting pada anak agar target yang sudah ditentukan bisa tercapai.
Kepala Dinas Pengendalian Pendudukan dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kota Bandung, Kenny Dewi Kaniasari, mengatakan, berdasarkan hasil survei, angka prevalensi stunting di Kota Bandung turun signifikan.
"Berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI), target prevalensi stunting tahun 2024 adalah 14 persen," ujar Kenny Dewi di Balai Kota Bandung, Rabu (2/10/2024).
Berdasarkan hasil Survei Studi Status Gizi Balita Indonesia (SSGI ), angka prevalensi stunting mencapai 28,12 persen pada 2019. Lalu pada 2021 turun menjadi 26,40 persen, tahun 2022 jadi 19,40 persen, dan tahun 2023 berada di angka 16,3 persen. Kenny mengatakan, SSGI tahun 2024 dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan yang bekerja sama dengan Sucofindo.
"Pelaksanaan survei di Kota Bandung akan dilaksanakan sekitar Oktober sampai November 2024, pada 82 blok sensus di 81 kelurahan yang tersebar di 30 kecamatan (satu blok sensus 5-10 rumah tangga)," katanya.